Komite Pemantau Bersama Kementerian (Joint Ministerial Monitoring Committee/JMMC) "akan terus memantau kondisi pasar dengan cermat". Anggota OPEC+ menegaskan "kesiapan mereka untuk mengambil tindakan tambahan kapan saja."
Hal itu bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi konsumen yang masih terdampak inflasi tinggi selama bertahun-tahun dan mempersulit tugas bank sentral yang ingin melonggarkan kebijakan moneter. Namun, bagi Saudi dan sekutunya, kenaikan harga minyak menopang pendapatan vital pemerintah.
Patokan minyak global Brent diperdagangkan 1% lebih tinggi pada US$89,80 pada pukul 1:09 sore di London.
Fondasi yang Kuat
"Ini adalah pasar yang memiliki fondasi fundamental yang kuat, tidak diragukan lagi," kata Bob McNally, pendiri konsultan Rapidan Energy Group dan mantan penasihat Gedung Putih, dalam wawancara Bloomberg Television.
Pembatasan produksi kelompok tersebut telah berhasil memperketat pasar meskipun beberapa anggota utama - terutama Irak dan Kazakhstan - belum menerapkan pengurangan yang disepakati.
Para anggota sekali lagi didesak untuk mematuhi komitmen mereka pada pertemuan komite hari Rabu, menurut pernyataan penutup. Irak dan Kazakhstan, yang telah berjanji untuk melakukan pengurangan tambahan untuk mengkompensasi kelebihan produksi, diminta untuk menyerahkan rencana rinci tentang hal ini pada akhir April.
Kedua negara tersebut memiliki catatan kinerja yang tidak terlalu baik dalam hal pemenuhan janji. Baghdad sering kali tidak patuh pada batasan produksi OPEC+ karena mereka membutuhkan pendapatan untuk membangun kembali ekonomi yang hancur.
Rusia, yang bersama-sama memimpin OPEC+ dengan Saudi, juga menunjukkan kinerja yang beragam. Negara ini terlambat menerapkan pembatasan produksi minyak mentah yang dijanjikan setahun lalu, tetapi pelaksanaan pengurangan ekspor yang disepakati untuk tahun ini kurang jelas.
Meskipun pengiriman bahan bakar seperti solar telah turun, ini mungkin terkait dengan serangan drone Ukraina pada kilang minyak Rusia. Sementara itu, ekspor minyak mentah mereka sedang pulih. Presiden Vladimir Putin telah menggunakan pendapatan minyak untuk terus melancarkan perang melawan Ukraina.
Pertemuan Juni
Aliansi 22 negara OPEC+ secara penuh akan berkumpul di markas besar mereka di Wina pada 1 Juni untuk memutuskan apakah akan melanjutkan pembatasan pasokan hingga paruh kedua tahun ini. JMMC akan bertemu lagi pada hari yang sama, untuk meninjau pasar atas nama para menteri.
Sementara beberapa peramal seperti JPMorgan dan Standard Chartered Plc percaya bahwa aliansi tersebut dapat melonggarkan pembatasan dan memulihkan produksi, yang lain kurang yakin. Perkiraan dari IEA menunjukkan bahwa jika OPEC+ mengurangi pembatasan, pasar dunia akan kembali surplus.
Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman sering mendesak sesama anggota untuk tetap berhati-hati dalam menghidupkan kembali pasokan yang terhenti.
Tetapi tetangganya, Uni Emirat Arab, tampaknya ingin menggunakan kapasitas produksi yang baru dipasang, dan pada kesempatan sebelumnya berselisih dengan Riyadh mengenai hak untuk menggunakannya. Abu Dhabi menunjuk pada batasan OPEC+ dalam sebuah laporan minggu ini sebagai alasan mengapa mereka harus menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi.
McNally dari Rapidan mengatakan pertemuan kelompok itu pada Juni akan berlangsung "ramai."
(bbn)