Untuk diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih belum mampu bangkit dari tekanan sampai tengah hari ini, Rabu (3/4/2024). Beberapa mata uang emerging market Asia juga masih tertekan, seperti Vietnam, dong yang melemah 0,43%.
Sementara itu, rupiah masih menjadi mata uang Asia dengan pelemahan terdalam, yakni melemah 0,14%. Rupiah tertahan di kisaran Rp15.923/US$ di pasar spot pada pukul 12:31 WIB. Pada petang hari sedikit menguat ke Rp15.920/US$.
Pelemahan rupiah di kala sebagian besar mata uang Asia hari tampak bangkit melawan dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS masih bergerak di kisaran 104,72, sedikit melemah 0,09%.
Pada pemberitaan sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyatakan menyatakan akan selalu berada di pasar untuk terus mengawal dan memastikan keseimbangan supply dan demand valas yang berada di pasar agar kepercayaan pelaku pasar masih terus terjaga.
“Poin penting adalah Saya melihat pelemahan Rupiah ini masih sejalan dengan pergerakan pelemahan mata uang Asia lainnya,” kata Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Sekuritas BI Edi Susianto, saat dihubungi Bloomberg Technoz, Rabu (3/4/2024).
Edi menjelaskan beberapa waktu lalu beberapa mata uang emerging market Asia memang mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), termasuk dengan rupiah.
Ia menyebut terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rupiah melemah, sejalan dengan pelemahan beberapa mata uang Asia lainnya itu.
Dari sisi global terdapat sentimen penguatan dolar AS akibat menurunnya ekspektasi atas penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Fund Rate).
Selain itu, pelemahan yuan China juga mempengaruhi nilai tukar rupiah. Sedangkan dari sisi domestik, terdapat peningkatan pembelian dolar AS terkait siklus repatriasi, dan kecenderungan aliran modal asing keluar dari Indonesia.
(azr/wep)