Head of Communications PT Vale Indonesia Tbk Bayu Aji mengatakan perseroan telah mengupayakan untuk memenuhi persyaratan perpanjangan IUPK, salah satunya berupa divestasi saham 14% ke PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) sebesar Rp3.050/lembar saham.
Bayu mengatakan Vale membutuhkan kepastian IUPK untuk menjalankan operasional di Indonesia, di antaranya menjalankan rencana investasi senilai US$9 miliar atau setara dengan Rp143,4 triliun (asumsi kurs Rp15.935) untuk ketiga proyek smelter nikel yang sedang dan akan dituntaskan oleh perseroan.
“Sampai saat ini belum [terima dokumen IUPK]. Kita sangat berharap bisa segera, IUPK ini jaminan kepastian ke depan. Bayangin saja, mau investasi US$9 miliar, tetapi IUPK belum jelas. Ini kan pusing juga,” ujar Bayu dalam media gathering di Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024) petang.
Perseroan tidak bisa menentukan perihal waktu pasti pemberian IUPK, sebab hal tersebut merupakan ranah (domain) pemerintah. Namun, Bayu memastikan, perseroan sudah memenuhi segala persyaratan untuk perpanjangan IUPK hingga 2045.
Bila IUPK diberikan, Vale Indonesia bakal melanjutkan operasional dengan target produksi nikel sekitar 70.800 ton pada 2024. Angka ini meningkat tipis dari realisasi produksi sebesar 70.728 ton pada 2023.
Selain itu, Vale Indonesia juga bakal melanjutkan ketiga proyek smelter nikel yang sedang dan akan dituntaskan oleh perseroan dengan total investasi mencapai US$9 miliar
Sebagai informasi, KK Vale bakal berakhir pada Desember 2025. Dengan adanya perpanjangan, maka IUPK Vale bakal berakhir pada 2045.
(dov/wdh)