Bloomberg Technoz, Jakarta — PT PLN (Persero) mengantisipasi risiko terjadinya pemadaman listrik (blackout) saat periode libur dan cuti bersama Idulfitri 1445 H/Lebaran 2024.
VP Pengendalian Operasi Sistem Ketenagalistrikan PLN Nurdin Pabi menjelaskan antisipasi dilakukan dengan melibatkan tiga aspek, yakni teknis, manajemen infrastruktur, serta sumber daya manusia (SDM).
“Risiko antiblackout, ini sudah jadi perhatian kami dan atas dorongan kementerian juga yang membina kami. Kami di PLN ada program antiblackout, melingkupi aspek end to end mulai dari hulu ke hilir semua aspek yang terkait dengan listrik sudah masuk program ini,” ujar Nurdin saat ditemui di kantor BPH Migas, Rabu (3/4/2024).
Adapun, antisipasi yang dilakukan adalah program pemeliharaan (maintenance) dan program pengujian khusus untuk pembagkit. Selain itu, perseroan juga menyiapkan fasilitas emergensi dan memastikan fasilitas pemulihan bisa berfungsi dengan baik.

Seiring dengan itu, Nurdin mengatakan, PLN menyiapkan dan memperbaiki standar operasi prosedur atau standard operating procedure (SOP) serta meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM).
“Ada juga isu ketika terjadi gangguan tim kita belum siap, maka [dilakukan] perbaikan SOP dan banyak hal. Kami menyebutnya 3 aspek yakni teknikal, manajemen infrastruktur yang terdiri dari prosedur dan SOP serta people system berupa peningkatan skill, knowledge, dan sertifikasi SDM,” ujarnya.
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan Beban Puncak (BP) pada Idulfitri 1445 H pada 10 April 2024 sebesar 32.750 MW dengan Daya Mampu Pasok (DMP) sebesar 51.350 MW sehingga cadangan total sebesar 18.600 MW (56,79%).
“BP Idulfitri 1445 H lebih rendah 34,2% dibandingkan dengan hari normal, tetapi tumbuh sebesar 8,63% dibandingkan dengan BP Idulfitri 1444 H,” ujar Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Mohamad Priharto Dwinugroho dalam paparannya.
Pasok Batu Bara ke PLN
Dengan demikian, Kementerian ESDM melakukan pengamanan terhadap pasokan energi primer berupa batu bara, gas dan BBM dengan HOP yang mencukupi.
Stok rata-rata batu bara di PLTU di Jamali sebesar 26,1 HOP, Sumkal sebesar 22,4 HOP, dan Sulmapana sebesar 32,6 HOP. Pasokan BBM dalam kondisi aman dan terpenuhi dengan rata-rata pada range 7,5-12,7 HOP dan pasokan gas sesuai dengan kebutuhan operasi sistem (P2B/P3B) untuk setiap regional dengan keadaan aman.
(dov/wdh)