“[Saat ini,] harga rupiah pupuk masih di sekitar Rp8.000/kg dengan kurs Rp15.000/US$,” ujar Eddy.
Sebelumnya, tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai tidak akan serta-merta menjadi stimulus yang dapat mendongkrak nilai ekspor Indonesia.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan pelemahan rupiah, yang diproyeksikan bertahan selama 1—2 bulan ke depan, memang memberikan peluang kepada Indonesia karena nilai produk nasional yang dipasarkan di luar negeri bakal lebih kompetitif dibandingkan dengan produk lain.
Permasalahannya, selama ini Indonesia masih mengandalkan ekspor sumber daya alam (SDA). Walhasil, pelemahan rupiah tidak bakal mendongkrak nilai ekspor nonmigas imbas adanya tren penurunan harga komoditas.
“Kebanyakan ekspor kita berbasis SDA, seperti CPO. Kalau misalnya diasumsikan dengan harga yang relatif tepat, maka punya daya saing lebih baik. Namun, harga komoditas trennya mengalami penurunan, akhirnya terkompensasi,” ujar Tauhid saat dihubungi, Selasa (2/4/2024).
Dengan demikian, nilai ekspor CPO tidak bakal otomatis meningkat imbas penurunan harga komoditas. Sebaliknya, kinerja ekspor baaru bisa terdongkrak jika terjadi pemulihan harga komoditas. “Jadi relatif pengaruh [pelemahan rupiah] lebih kecil, kecuali harga [komoditas] makin mahal, kita makin senang.”
Sekadar catatan, rupiah dibuka melemah lagi di pasar spot pada perdagangan hari ini, Rabu (3/4/2024), seiring dengan tekanan sentimen global yang masih besar dan memicu aksi jual aset keuangan di berbagai penjuru dunia.
Rupiah dibuka lemah di Rp15.933/US$, atau tergerus 0,2% dibandingkan dengan level penutupan hari sebelumnya.
Pelemahan rupiah menjadi yang terdalam di Asia pagi ini selain pelemahan dong Vietnam yang melorot 0,25%. Pelemahan rupiah juga terjadi bersaman dengan tekanan yang dialami oleh yuan China, dolar Taiwan, dolar Singapura.
(dov/wdh)