Sentimen yang mewarnai laju indeks Asia hari ini adalah datang dari Wall Street yang tertekan oleh berlanjutnya kenaikan U.S. 10-year Treasury Yield ke level tertinggi sejak akhir November 2023, imbas dari sejumlah data perekonomian terbaru Amerika Serikat yang keluar lebih kokoh dari perkiraan menambah skeptisisme tentang ‘Kapan’ pelonggaran kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan dimulai.
Hal ini menyebabkan para pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga yang lebih sedikit pada 2024 dibandingkan pejabat Bank Sentral itu sendiri.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, para pelaku pasar sedang menunggu komentar lanjutan dari Gubernur The Fed Jerome Powell pada Rabu (3/4/2024) waktu setempat. Mereka tengah menimbang komentar dari dua pejabat yang memberikan suara pada keputusan kebijakan moneter tahun ini.
Gubernur The Fed San Francisco Mary Daly dan rekannya dari Cleveland, Loretta Mester, mengatakan mereka masih memperkirakan Bank Sentral akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada tahun 2024. Meskipun mereka tidak terburu-buru untuk mulai menurunkan biaya pinjaman.
Untuk sekarang, "Pertumbuhan sedang kuat, jadi benar-benar tidak ada urgensi untuk menyesuaikan suku bunga," katanya.
"Saya pikir itu adalah dasar yang sangat masuk akal," kata Daly pada Selasa di sebuah acara di Nevada.
Kemudian, sentimen juga datang dari laju dan pergerakan saham-saham produsen kendaraan listrik, usai Tesla dan BYD (China) melaporkan penurunan angka penjualan kendaraan listrik pada Kuartal I-2024. Menambah spekulasi masa depan Tesla suram karena turunnya permintaan.
Perusahaan yang berbasis di Austin, Texas, melaporkan hanya mengirimkan 386.810 kendaraan di seluruh dunia dari Januari–Maret 2024, turun nyaris 9% dibandingkan dengan angka penjualan kuartal yang sama pada tahun lalu mencapai 423.000 unit. Ini menandai penurunan penjualan kuartalan pertama dalam hampir empat tahun.
Selain itu, angka penjualan tersebut juga jauh di bawah perkiraan paling pesimis dari analis yang sebanyak 457.000 unit.
Tak hanya Tesla yang tengah tertekan, BYD juga melaporkan penjualan di Kuartal I-2024 juga drop 43%.
“Kami pikir kekhawatiran atas volume dan pendapatan dapat mengurangi sentimen investor lebih lanjut dan memberikan tekanan signifikan pada saham,” tulis Rosner dalam sebuah laporan pada 28 Maret.
(fad)