Mobil Rakitan
Selain itu, pembeli juga tidak bisa serta-merta beralih pada mobil yang diproduksi dan dirakit atau completely knocked down (CKD) di Indonesia. Hal tersebut tentu tergantung dengan tingkat komponen bahan baku yang diimpor.
Bila komponen impor lebih besar, praktis pelemahan rupiah bakal berpengaruh terhadap harga mobil tersebut. “Mobil dengan komponen lokal tinggi agak lebih tahan terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah.”
“Mudah-mudahan pelemahan rupiah tidak terlalu panjang. Iya [bakal mengganggu penjualan mobil, khususnya impor CBU dan mobil dengan bahan baku impor yang tinggi],” ujar Jongkie.
Adapun, penjualan mobil di Indonesia turun pada Februari. Secara kumulatif, penjualan juga anjlok dalam 2 bulan pertama 2024.
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dirilis Senin (18/3/2024), penjualan mobil secara wholesales atau dari pabrikan ke dealer tercatat 70.657 unit pada Februari. Jatuh 18,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau secara year on year (yoy).
Sementara itu, penjualan mobil pada periode Januari—Februari adalah 140.274 unit, ambruk 22,6% yoy dibandingkan dengan 2 bulan pertama 2023.
Institute for Development of Economics and Finance (indef) memproyeksikan tren pelemahan nilai tukar rupiah berisiko terus berlangsung selama 1 hingga 2 bulan ke depan.
Ekonom Senior Indef Tauhid Ahmad menilai pelemahan rupiah bakal memberikan dampak telak kepada sektor riil dan konsumen di Indonesia, terutama yang berkaitan langsung dengan risiko kenaikan harga barang impor.
Dengan demikian, hal tersebut bakal menambah beban bagi konsumen Indonesia yang menginginkan untuk membeli barang impor seperti ponsel pintar serta mobil yang didatangkan secara utuh atau CBU.
“Barang impor harganya akan naik, misalnya beli iPhone kan kalau di pasar global dalam bentuk dolar Amerika Serikat [US$], berarti lebih mahal,” ujar Tauhid saat dihubungi, Selasa (2/4/2024).
Sekadar catatan, rupiah dibuka melemah lagi di pasar spot pada perdagangan hari ini, Rabu (3/4/2024), seiring dengan tekanan sentimen global yang masih besar dan memicu aksi jual aset keuangan di berbagai penjuru dunia.
Rupiah dibuka lemah di Rp15.933/US$, atau tergerus 0,2% dibandingkan dengan level penutupan hari sebelumnya.
Pelemahan rupiah menjadi yang terdalam di Asia pagi ini selain pelemahan dong Vietnam yang melorot 0,25%. Pelemahan rupiah juga terjadi bersaman dengan tekanan yang dialami oleh yuan China, dolar Taiwan, dolar Singapura.
(dov/wdh)