Harga Bijih Besi Jatuh, Tanda Pergeseran Ekonomi Baru China
News
02 April 2024 16:50
Bloomberg News
Bloomberg, Turunnya harga bijih besi menjadi sekitar US$100 per ton merupakan indikasi perubahan besar di pasar komoditas China, yang lebih menguntungkan ekonomi baru dibanding ekonomi lama.
Bahan baku pembuatan baja ini anjlok ke US$95,40 per ton pada Senin (01/04/2024), yang merupakan level terendah dalam 10 bulan, sebelum kembali ke angka tiga digit. Hal ini menunjukkan dampak buruk dari krisis properti selama bertahun-tahun yang tampaknya belum berakhir. Pada awal Januari, harga kontrak berjangka (futures) di Singapura mencapai US$143,50 per ton, tertinggi sejak Juni 2022. Terakhir, harga tersebut berada di US$100,85, turun 30%.
Pelemahan bijih besi terjadi di tengah tanda-tanda awal bahwa ekonomi secara keseluruhan mulai pulih. Aktivitas pabrik yang mengalami kontraksi selama lima bulan akhirnya meningkat pada bulan Maret, melebihi perkiraan dan menambah tanda-tanda pemulihan moderat.
Perbedaan antara peningkatan yang didorong oleh sektor manufaktur dan pasar properti yang lesu kemungkinan akan semakin dalam seiring dengan upaya Beijing untuk mencari pendorong pertumbuhan ekonomi baru di sektor-sektor seperti energi terbarukan dan teknologi canggih. Menurut Bloomberg Economics, pada puncaknya di tahun 2018, real estat menyumbang hampir seperempat dari ekonomi China. Sekarang angkanya kurang dari seperlima.