Kendati saat ini kebijakan restriksi ketat Covid-Zero itu sudah dicabut, belum jelas betul akan seberapa cepat mengembalikan minat investor asing ke China. Lebih-lebih pencabutan kebijakan secara tiba-tiba itu nyatanya melahirkan kekacauan baru dengan ledakan infeksi Covid-19 yang luar biasa.
Perusahaan-perusahaan swasta dari banyak negara akhirnya memilih berhati-hati dalam melanjutkan investasi. Perusahaan dari Jepang, misalnya, mencatat penurunan nilai investasi 4% selama 11 bulan 2022, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Investasi Jepang melalui Hong Kong bahkan anjlok sampai 65% pada periode yang sama. Menurut data yang pernah dirilis oleh China, Jepang selama ini tercatat sebagai salah satu penyumbang FDI terbesar di China selain Hong Kong dengan angka investasi US$ 123 miliar yang ditanamkan hingga akhir 2021.
Pejabat terkait di China berulang kali melempar statemen bahwa mereka tengah berupaya menarik lebih banyak investasi, termasuk dari luar negeri, terutama untuk sektor manufaktur teknologi tinggi.
Rabu lalu (18/1/2023), pemerintah China mengungkapkan akan membenahi regulasi-regulasi yang membatasi investasi asing. Beberapa pemerintah kota dan provinsi mengunjungi Jepang sejak kebijakan restriksi dicabut untuk menarik investor.
Namun, upaya itu agaknya belum akan efektif. Pasalnya, ketika baru saja membuka perbatasan, China justru menghentikan pemrosesan visa jangka pendek dari pelancong Jepang dan Korea Selatan. Penyebabnya tak lain karena pemerintah dua negara itu mewajibkan turis dari China yang datang untuk melakukan tes Covid-19.
(rui)