Sementara itu, beban keuangan juga membengkak 133,70% menjadi Rp3,20 triliun dari sebelumnya di Rp1,37 triliun. Ini menjadi pemicu utama lonjakan kerugian WIKA hingga ribuan persen.
Kondisi tersebut diperburuk dengan usaha dari hasil ventura bersama juga tercatat mengalami rugi sebesar Rp139,2 miliar, berbanding terbalik dengan perolehan tahun sebelumnya yang justru mencetak laba Rp306,7 miliar.
Sehingga, total kerugian komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk menjadi Rp7,19 triliun, membengkak dari tahun sebelumnya yang hanya rugi Rp84,6 miliar.
Alhasil, rugi per saham juga ikut membengkak menjadi Rp794,68 dari tahun sebelumnya di Rp6,64.
Corporate Secretay WIKA Mahendra Vijaya mengatakan, lesunya kinerja sepanjang 2023 itu memang menjadi tantangan perusahaan.
Pada saat itu, perusahaan juga sedang melakukan restrukturisasi keuangan dan transformasi yang menjadi bagian dalam 8 metode stream penyehatan yang telah disetujui pemegang saham, sejalan dengan mempercepat pemulihan kondisi keuangan.
"Sekalipun masih membukukan hasil usaha yang belum menggembirakan, namun upaya penyehatan yang berjalan beriringan dengan sejumlah langkah transformasi yaitu fokus terhadap arus kas," ujar Mahendra dalam keterangan resminya, Selasa (2/4/2024).
(ibn/dhf)