Logo Bloomberg Technoz

Rupiah tertekan aksi jual pelaku pasar di bursa saham maupun surat utang, terseret sentimen global yang memburuk tadi malam. IHSG dibuka turun 0,16% setelah kemarin pemodal asing membukukan aksi jual Rp1,5 triliun saham terutama di saham-saham perbankan. Di pasar surat utang pagi ini, yield SUN juga tertekan untuk tenor 10Y sudah di kisaran 6,65%.

Di pasar offshore, rupiah NDF 1 bulan semakin terperosok mendekati level psikologis Rp16.000/US$. Pantauan pagi ini, NDF USDIDR 1 bulan bergerak melemah di Rp15.977/US$, tinggal sejengkal lagi menjebol support psikologisnya.

Tekanan pada rupiah hari ini sudah terprediksi mengingat aksi jual besar di pasar surat utang global berlangsung sejak tadi malam gara-gara kekhawatiran terhadap kenaikan lagi inflasi di AS pasca rilis data manufaktur yang mencatat ekspansi tak terduga.

Data kinerja manufaktur AS memperlihatkan perekonomian negeri itu masih sangat kuat sehingga memberi lebih banyak alasan bagi The Fed untuk tidak bergegas menurunkan bunga acuan.

Sentimen terakhir itu melesatkan yield surat utang AS, Treasury, di semua tenor. Tenor 10Y naik tertinggi hingga 11 bps mendekati level tertinggi tahun ini, saat ini di 4,30%. 

Lonjakan imbal hasil Treasury itu akan semakin mempersempit selisih yield dengan surat utang RI, kini sekitar 235 bps, dengan yield 10Y di 6,64%. Hal itu dapat memicu arus keluar modal asing lebih besar dari pasar domestik dan makin menekan nilai rupiah.

Analisis Divisi Riset Bloomberg Technoz, secara teknikal nilai rupiah telah menjebol level support dan bergerak di kisaran Rp15.930-Rp15.970/US$. 

Bila tekanan pelemahan cukup besar di pasar, ada trendline garis kuning pada level Rp16.000/US$ yang akan menjadi support terakhir, sekaligus support psikologis rupiah.

(rui)

No more pages