Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara melesat pada perdagangan kemarin. Ke depan, bagaimanakah prospek harga si batu hitam?

Pada Senin (1/4/2024), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk pengiriman April berada di US$ 132/ton. Melonjak 2,25% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Dalam seminggu terakhir, harga batu bara naik 2,37% secara point-to-point. Namun selama sebulan ke belakang, harga masih terpangkas 2,94%.

Ambruknya jembatan Francis Scott Key di Baltimore (Amerika Serikat/AS) pekan lalu menjadi pendongkrak harga batu bara. Sebab, pelabuhan Baltimore adalah yang terbesar kedua di Negeri Paman Sam untuk pengiriman batu bara.

Pengiriman batu bara dari pelabuhan Baltimore menyumbang 28% dari ekspor batu bara AS tahun lalu. Volume ekspor batu bara dari pelabuhan Baltimore pada 2023 mencapai 28 juta ton pada 2023 di tengah peningkatan permintaan di Asia.

Namun kini pelabuhan Baltimore ditutup sementara untuk pembersihan puing-puing jembatan yang runtuh. Hal ini tentu akan mempengaruhi pasokan batu bara di pasar global. Saat terjadi kendala pasokan, harga tentu bergerak naik.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih menempati zona bullish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 61,66. RSi di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 58,67. Masih berada di area beli (long) sehingga ada ruang untuk akumulasi.

Dengan demikian, harga batu bara masih berpeluang naik lagi. Target resisten terdekat adalah US$ 133/ton. Jika tertembus, maka US$ 136/ton bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target support terdekat adalah US$ 130/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara turun ke US$ 126/ton.

(aji)

No more pages