Logo Bloomberg Technoz

Pada Februari, laju PCE tercatat 0,3% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Melambat ketimbang Januari yang sebesar 0,4%.

Sementara laju PCE inti (mengesampingkan makanan dan energi) pada Februari ada di 0,3%. Lebih rendah dibandingkan Januari yang sebesar 0,3%.

Kemudian laju PCE inti secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Februari adalah 2,8%. Lebih rendah dari bulan sebelumnya yakni 2,9%.

PCE adalah indikator inflasi yang menjadi preferensi bank sentral Federal Reserve. Oleh karena itu, data tersebut membuat pelaku pasar makin yakin bahwa penurunan suku bunga acuan pasti akan terjadi.

“Ada pandangan bahwa The Fed mungkin saja menurunkan suku bunga secara signifikan bahkan sebelum inflasi menyentuh 2%. Pandangan ini datang setelah rilis data PCE,” kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies di TD Securities, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Emas, yang merupakan aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset), akan diuntungkan saat suku bunga turun. Sebab, penurunan suku bunga akan menurunkan opportunity cost dalam memegang emas.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 77,94. 

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun perlu diwaspadai bahwa RSI di atas 70 juga menjadi sinyal bahwa emas sudah masuk area jenuh beli alias overbought.

Posisi overbought juga terkonfirmasi dari indikator Stochastic RSI yang berada di angka 100. Sudah maksimal, sudah sangat overbought.

Dengan demikian, risiko koreksi harga emas menjadi terbuka. Target koreksi terdekat ada di US$ 2.220/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.196/troy ons boleh menjadi target berikutnya.

Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.255/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik ke US$ 2.263/troy ons.

(aji)

No more pages