Bambu telah dipuji sebagai bahan ajaib untuk dekarbonisasi karena bambu tumbuh cepat, tahan lama dan cocok untuk digunakan dalam berbagai bahan dan produk, mulai dari pakaian hingga furnitur.
Meski demikian, tes baru ini menjelaskan kesulitan untuk memastikan bahwa produk yang diiklankan sebagai produk ramah lingkungan diberi label secara akurat dan rantai pasokannya dilacak dan dipantau.
“Perusahaan harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk mereka mengandung apa yang mereka tuliskan di kemasan sehingga pembeli yang ingin membuat pilihan yang berkelanjutan dapat mempercayai informasi yang diberikan,” ujar Emily Seymour, editor keberlanjutan di majalah Which?
Ketiga perusahaan tersebut mengatakan bahwa rantai pasokan mereka telah disertifikasi oleh Forest Stewardship Council (FSC), sebuah lembaga nirlaba yang memberikan label pada produk yang telah melewati standar tertentu dalam hal pengadaan.
Juru bicara FSC kemudian mengatakan bahwa mereka “prihatin” dengan temuan ini dan sedang melakukan investigasi.
Pengujian dilakukan di laboratorium independen dengan menggunakan metode yang diakui secara internasional yang dibuat oleh Asosiasi Teknis Industri Pulp dan Kertas (TAPPI), menurut Which?.
Rob Ingram, co-founder Bumboo, mengatakan bahwa masalah ini terkait dengan batch tisu toilet tertentu dan terkait dengan unit penyimpanan yang merupakan bagian dari rantai pasokannya di China.
“Karena ini adalah fasilitas bersama, maka hal ini akan berdampak pada perusahaan-perusahaan lain,” jelas dia.
Perusahaan sekarang menguji setiap batch dan mempublikasikan hasilnya di situs webnya.
Pendiri Bazoo, Tom Trow dan Sanmarie Grobler, mengatakan bahwa mereka melakukan “komunikasi yang ekstensif” dengan FSC untuk “memahami dengan jelas di mana kesalahan ini terjadi” karena tisu toilet mereka diaudit dengan ketat oleh lembaga nirlaba tersebut.
“Kami sangat kecewa mengetahui bahwa salah satu tisu kami telah terkontaminasi pada sumbernya,” kata mereka dalam sebuah email.
Juru bicara Naked Sprout mengatakan bahwa mereka “sangat kecewa” dengan temuan ini dan mengatakan bahwa tes tersebut memiliki “keterbatasan.”
Perusahaan mengatakan bahwa FSC mengatakan bahwa “tidak ada masalah yang teridentifikasi pada salah satu pemasok pulp kami.”
(bbn)