Sepanjang 2024 Bitcoin telah mengalami lonjakan lebih dari 70% — di tengah permintaan yang terus-menerus untuk ETF Spot di bursa AS yang memegang token tersebut. Dorongan terbaru adalah kabar hukuman 25 tahun kepada Sam Bankman-Fried, co-founder FTX.
“Sam Bankman-Fried menunjukkan betapa berisikonya perdagangan mata uang kripto dan betapa minimnya kontrol internal,” jelas John Coffee.
“Tata kelola FTX tidak seketat di Animal House. Selain itu, tetap saja kegunaan utama mata uang ini adalah untuk memfasilitasi pencucian uang dan penerima manfaat utama dari mata uang ini adalah kartel narkoba. SEC [Komisi Sekuritas dan Bursa] tetap bersikap skeptis terhadap mereka.”
Sebelumnya Ulrich Bindseil, dan Juergen Schaaf —keduanya bekerja di Bank Sentral Eropa (ECB) memberi komentar sinis atas Bitcoin. Mata uang digital adalah berisiko untuk semua pihak.
“Orang yang ikuti Bitcoin sebut, persetujuan dari regulator AS bahwa investasi Bitcoin aman dan reli yang terjadi adalah bukti kemenangan yang tak terbendung,” jelas dia.
“Buat kami tidak demikian. Kami tegaskan bahwa nilai wajar Bitcoin masih nol.”
Pergerakan naik-turun Bitcoin disebut hanyalah ‘manipulasi’, sebab pergerakan pasar Bitcoin tidak diatur dan diawasi, serta tanpa memiliki nilai wajar.
Bindseil, dan Schaaf menegaskan bahwa Bitcoin adalah mata uang yang dipakai untuk kejahatan. Tindakan dari regulator akan Bitcoin juga lemah.
“Penting bagi pihak berwenang untuk waspada dan melindungi masyarakat dari pencucian uang, kejahatan siber dan kejahatan lainnya, kerugian finansial bagi mereka yang kurang berpendidikan, dan kerusakan lingkungan yang luas. Pekerjaan ini belum selesai.”
Roller coaster harga aset digital Bitcoin lazim terjadi. Namun bagi ritel yang baru pertama mengenal dan terjun dalam transaksi di industri cryptocurrency, rasa khawatir bukan tidak mungkin menghampiri setiap detik. Apakah Anda termasuk golongan ini?
(wep)