Sedangkan SBN valas, INDON tenor 2Y naik 1,6 bps imbal hasilnya.
BPS melaporkan inflasi Maret sebesar 3,05% year-on-year, tertinggi sejak Agustus 2023. Inflasi bulan lalu lebih tinggi dibandingkan prediksi para ekonom sebesar 2,91%. Sementara secara bulanan, inflasi Maret juga jauh lebih tinggi di angka 0,52% dibandingkan konsensus 0,4%. Sedangkan inflasi komponen inti juga naik melampaui prediksi di 1,77%, dibandingkan konsensus 1,71%.
Tingginya inflasi tahun ini terutama akibat lonjakan harga pangan, bisa mempersempit peluang penurunan bunga acuan BI rate tahun ini. Ruang penurunan BI Rate yang diperkirakan baru terbuka pada paruh kedua tahun ini juga bahkan belum pasti karena adanya faktor inflasi dari kelompok pangan bergejolak (volatile food) yang memuncak saat ini.
Alhasil, potensi penurunan BI Rate sepertinya masih jauh meski pengetatan moneter yang dilakukan bank sentral sejak Agustus 2022 itu sejauh ini telah mengikis daya beli masyarakat semakin lemah.
"Kami baru melihat ruang terbuka untuk penurunan BI rate pada semester II, bisa maju bisa mundur juga. Faktor paling utama adalah inflasi. Kami meyakini inflasi volatile food saat ini adalah temporer karena faktor musiman sehingga nanti akan turun sehingga kami yakini inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) masih akan di 3%, inflasi inti juga masih tetap rendah," kata Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia dalam konferensi pers pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, siang hari ini, Rabu (20/3/2024).
(rui)