Baca Juga: Menjelaskan Kenapa Indonesia Tak Bisa Amati Gerhana Matahari
Gerhana Matahari Total akan terjadi selama 4 menit 26 detik dan akan dimulai pada pukul 15:42 hingga pukul 20:52, dan selama terjadinya GMT masyarakat tidak perlu khawatir.
Bahwa keadaan gelap gulita selama tiga hari adalah informasi yang tidak benar, jelas BMKG.
Pada saat GMT ada ada potensi ledakan besar Matahari. Ledakan yang dimaksud, menurut para ilmuwan akan dapat terlihat di langit saat ada bentuk ‘cincin’ efek Gerhana Matahari pada posisi sempurna.
Semakin menarik untuk diamati karena beberapa waktu terakhir Matahari tengah berada di level puncak aktif, versi National Center for Atmospheric Research (NCAR).
“Tingkat aktivitas Matahari mengalami pasang surut selama siklus 11 tahun dan puncak maksimum Matahari terjadi tahun ini, yang menyebabkan peningkatan cuaca luar angkasa yang menakjubkan,” kata Prediction Center Project Manager di Space Weather, Bryan Brasher.
Totalitas Gerhana Matahari menyebabkan pandangan Matahari akan terhalang dan menyisakan sisi tepi. Hal ini membuat tepian plasma Matahari tampak meledak-ledak.
Baca Juga: Gambar Ledakan Matahari saat GMT
Pada periode Ramadan tahun 2024 sejatinya Bumi mengalami dua dua peristiwa gerhana yaitu Matahari dan Bulan. Jika GMT pada 8 April, untuk Gerhana Bulan Penumbra terjadi pada 25 Maret silam.
“Gerhana Bulan kala itu dapat diamati di Papua, Papua Barat, serta sebagian Maluku, sejak bulan terbit hingga Gerhana berakhir. Saat gerhana terjadi, bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi. Akibatnya, saat puncak Gerhana Bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama,” jelas Kedeputian yang sama.
(dec/wep)