Persiapan terhadap EPC, Moshe melanjutkan, memang bisa dilaksanakan oleh KPI sebelum pengumuman FID.
Namun, pelaksanaannya tentu harus menunggu pengumuman FID. Selain karena membutuhkan biaya, Rosneft sebagai pemegang saham berhak terlibat dalam pemilihan pelaksana EPC.
Bila pelaksanaan EPC mulai dilakukan tanpa melibatkan Rosneft, maka terdapat potensi di mana raksasa minyak dan gas bumi (migas) asal Rusia itu tidak mau membiayai pelaksanaan EPC.
Dengan demikian, Moshe memberikan penekanan bahwa FID harus lebih dahulu diumumkan sebagai landasan terhadap komitmen dan kontribusi masing-masing pemegang saham dalam proyek tersebut.
“Harusnya [FID dahulu agar] semua clear and clean, semua komitmen sudah ada semua di depan dan masing-masing kontribusi dari pendanaan EPC ditentukan bersama karena porsi EPC menentukan,” ujarnya.
Tenggat Kuartal Terakhir
PT Kilang Pertamina Internasional sebelumnya memastikan FID oleh Rosneft Singapore Pte Ltd di PSN Gras Root Refinery (GRR) atau Kilang Tuban yang berlokasi di Jawa Timur bakal diumumkan pada kuartal IV-2024.
Direktur Utama PT KPI Taufik Adityawarman memastikan bahwa target pengumuman FID yang sebelumnya diketok oleh perseroan adalah pada 2025, tetapi penyelesaian bakal dilakukan pada 2024.
“[Pengumuman FID] bukan Maret 2024, FID tidak mungkin Maret 2024. FID kan target awal 2025, tetapi kita akan selesaikan pada tahun ini,” ujar Taufik saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (28/3/2024).
Taufik mengatakan perseroan tengah fokus dalam persiapan pengumuman FID pada kuartal IV-2024, yakni dengan melakukan pertemuan awal untuk persiapan lelang (kick off pre bid meeting) untuk pemilihan pelaksana pekerjaan konstruksi.
Dalam kaitan itu, perseroan bakal memulai penawaran kepada perusahaan untuk mencari pelaksana dari EPC. Namun, keputusan mengenai pelaksana EPC bakal diumumkan setelah pengumuman FID, di mana Pertamina bakal memutuskan bersama dengan Rosneft.
Taufik memastikan tahapan EPC memang harus ditempuh sebelum pengumuman FID. Penyebabnya, data-data yang diperoleh dari EPC bakal dimasukan ke dalam FID untuk menilai keekonomian dari proyek tersebut.
“Memang harus [EPC dahulu]. Data dari EPC itu nanti untuk input ke keekonomiannya, untuk [menilai] keekonomian membuat FID,” ujarnya.
Dalam proyek Kilang Tuban, KPI, sebagai Subholding Refining & Petrochemical PT Pertamina (Persero) pada awalnya direncanakan bakal bekerja sama dengan perusahaan asal Rusia, Rosneft Singapore Pte Ltd.
Namun, hingga kini Rosneft tidak kunjung memberi kepastian lantaran adanya sanksi dari negara-negara Barat imbas invasi Negeri Beruang Merah itu terhadap Ukraina sejak awal 2022; yang menyasar pada akses pendanaan, teknologi hingga jasa konstruksi kilang.
(dov/wdh)