Sementara produksi CPO jatuh 10% ke level terendah dalam 10 bulan terakhir. Sedangkan ekspor ambruk hampir 25%.
Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari, menyatakan iklim yang masih cenderung panas di Malaysia dan Indonesia (2 produsen utama dunia) akan membuat pasokan cenderung ketat. Akibatnya, harga CPO diperkirakan masih betah di level tinggi.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO memang masih bullish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 56,94. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang berada di posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 16,52. Sudah di bawah 20, yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).
Namun dalam waktu dekat, sepertinya harga CPO akan mengalami koreksi karena memang sudah naik lumayan tinggi. Target support terdekat adalah MYR 4.200/ton. Jika tertembus, maka MYR 4.157/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah MYR 4.270/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO naik lagi menuju MYR 4.277/ton.
(aji)