Beban usaha PZZA hanya naik tipis menjadi Rp2,19 triliun di 2023 dari Rp2,18 di 2022.
Kemudian, beban umum dan administrasi turun 6,52% secara tahunan menjadi Rp215,42 miliar. Pendapatan operasi dan lainnya juga turun 11,58% secara tahunan menjadi Rp22,16 miliar.
Beban operasi lainnya turun menjadi Rp16,15 miliar dari sebelumnya Rp18,64 miliar.
Struktur beban usaha yang seperti itu tak mampu menahan tekanan di bottom line PZZA. Alhasil, perusahaan membukukan rugi operasi Rp40,18 miliar. Padahal, pada 2022, PZZA masih mencatatkan laba operasi Rp15,79 miliar.
Selain tertekan oleh penjualan, laba bersih PZZA kian tertekan usai perusahaan mencatat beban bunga dan keuangan Rp59,3 miliar. Angka ini naik 38,78% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp42,73 miliar.
Itu pada akhirnya membuat laba bersih PZZA kian terpuruk.
(red)