Penggerebekan pada hari Jumat dilakukan oleh Kepolisian Nasional Peru, termasuk anggota Divisi Investigasi Kejahatan Kompleksitas Tinggi, dan jaksa.
Mereka menggeledah rumahnya di distrik Surquillo di ibu kota Lima dan istana pemerintah, berdasarkan laporan dari media lokal.
Boluarte pun memberikan tanggapan. Ia mengecam dengan mengatakan bahwa kejadian ini sebagai pelecehan tersusun dan terencana.
Dengan menggunakan bahasa yang tidak jelas dan berjanji untuk mengklarifikasi masalah jam tangan tersebut ke kantor kejaksaan negara.
“Saya seorang wanita yang jujur,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Sabtu.
“Saya datang ke istana pemerintah dengan tangan kosong dan itulah bagaimana saya akan pergi pada tahun 2026," lanjutnya.
Menyusul penggerebekan tersebut, yang berlangsung lebih dari lima jam, pembantu utama Boluarte, Perdana Menteri Gustavo Adrianzen, menyebut tindakan tersebut tidak proporsional dan inkonstitusional dalam wawancaranya dengan radio dan televisi RPP.
"Apa yang terjadi merupakan serangan yang tidak dapat ditoleransi terhadap martabat presiden dan negara,” katanya.
Menurut jajak pendapat Ipsos yang diterbitkan pada bulan Februari, hanya 8% masyarakat Peru yang menyetujui pemerintahannya.
Tuduhan memperkaya diri sendiri bisa sangat merugikan di Peru. Para pemimpin sebelumnya pernah menghadapi dakwaan karena menggunakan posisi mereka untuk meningkatkan kekayaan pribadi.
(bbn)