Selain itu, kata Sarman, jika mengacu pada proyeksi pemudik tahun ini maka kenaikan jumlah pemudik tersebut dapat menggerek kenaikan perputaran uang di berbagai lokasi terutama di daerah tujuan mudik dan destinasi wisata.
“Jika tahun lalu 2023 jumlah pemudik mencapai 123,8 juta orang atau naik 14,2% dari tahun 2022 maka tahun 2024 sesuai data Kemenhub jumlah pemudik tahun ini naik sebanyak 193,6 juta orang atau 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia,” ucapnya.
Sarman memproyeksi, perputaran uang itu utamanya tersebar di daerah tujuan utama mudik, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, hingga Banten. Selain itu, akan tetap menyebar ke berbagai daerah Sumatera, Kalimantan, hingga Bali Nusra.
Ia mengatakan, dengan besaran perputaran uang tersebut maka ekonomi daerah diprediksi meningkat, utamanya pada konsumsi rumah tangga. Tak hanya itu, Sarman juga menyebut perputaran uang selama periode Ramadan dan Idulfitri 1445 dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi RI di kuartal I.
“Sangat signifikan untuk menggerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I-2024 yang akan menjadi modal awal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2024 bertahan di angka 5%, syukur bisa diatas,” ucapnya.
Tak sampai situ, ia juga menjelaskan beberapa daerah diprediksi akan mendapatkan perputaran uang tambahan yang berasal dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di luar negeri.
“Beberapa daerah juga akan mendapatkan perputaran uang tambahan dari kiriman TKI dari luar negeri atau remitansi yang juga mengalami pertumbuhan diprediksi sekitar 25-30% selama bulan Ramadan dan Idulfitri 1445 H,” ucapnya.
Ia memproyeksi besaran yang akan diterima oleh keluarga TKI yang berada di Indonesia akan mencapai Rp1,5 triliun. Sarman menyebut, besaran tersebut berasal dari 274.965 pekerja migran yang tersebar di berbagai negara, seperti Arab Saudi,China, Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia dan beberapa Negara lainnya.
(azr/lav)