"Saya sudah bekerja sama dengan Arab Saudi dan dengan seluruh negara Arab, seperti Mesir, Yordania dan Qatar. Mereka siap mengakui penuh Israel," kata Biden setelah gangguan dari pengunjuk rasa pro-Palestina itu.
"Harus ada rencana paska-Gaza, dan harus ada solusi dua negara. Hal ini tidak perlu terjadi sekarang, yang penting harus ada kemajuan dan menurut saya, kita bisa melakukannya," tambah Biden.
Obama mendukung Biden ketika menjawab interupsi pengunjuk rasa "Anda tidak bisa hanya berbicara tapi tidak mau mendengar,"
Dia mengatakan bahwa Biden, yang mantan wakil presidennya, telah memperlihatkan "ketegasan dan kejelasan moral" sebagai presiden dan "mau mengakui bahwa dunia ini sangat rumit."
"Dia mau mendengarkan semua pihak yang terlibat dalam debat saat ini, dan di perdebatan lain, dan mencoba untuk mencari persamaan," kata Obama. "Ini presiden yang saya dambakan."
Biden mendapat tekanan dari kelompok progresif partai Demokrat dan warga Amerika bergama Islam dan keturunan Arab yang ingin agar pemerintah Amerika Serikat berbuat lebih banyak untuk membatasi kampanye militer Israel di Gaza yang bertujuan mengusir Hamas.
Biden sudah mengadakan negosiasi untuk mencoba dan menengahi gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas agar sandera Israel dibebaskan dan bahan bantuan bisa dikirim ke Gaza.
Dia pun semakin sering berseberangan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait penghentian invasi darat ke kota Rafah, Gaza, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi.
Jadwal Ulang Kunjungan
Kedua negara ini sekarang sedang menjadwal ulang kunjungan delegasi tingkat tinggi Israel untuk membicarakan alternatif lain dari operasi militer di Rafah.
Netanyahu membatalkan kunjungan delegasi yang dijadwalkan minggu ini setelah Amerika menolak memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut pemberlakuan gencatan senjata di Gaza. Ini memperlihatkan pertikaian antara kedua pemimpin itu.
"Sudah terlalu banyak korban, warga Israel dan warga Palestina," kata Biden dalam acara bincang dengan mantan presiden itu, sambil menambahkan perlu ada langkah lebih banyak agar pasok pangan dan medis bisa dikirim ke Gaza.
"Tetapi saat ini posisinya adalah keberadaan Israel sendiri menjadi taruhan. Ada banyak warga Israel yang dibantai," ujarnya merujuk pada serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
"Bisa dimengerti Israel sangat marah dan Hamas masih ada di sana, tetapi kita barus bertindak menghentikan upaya yang berujung pada begitu banyak korban tewas di kalangan sipil tak bersalah, terutama anak-anak," tambahnya.
(bbn)