Beredar kabar bahwa pemerintah akan menggunakan angka produksi untuk penentuan DMO. Saat ini, kebijakannya adalah perusahaan boleh mengekspor setelah memenuhi angka DMO.
“Pasar ingin mengetahui berapa banyak kuota produksi dan DMO. Dengan kebijakan ini, sepertinya pasokan akan lebih banyak terpakai untuk kebutuhan domestik. Artinya, pasokan CPO dari Indonesia akan lebih terbatas untuk menstabilkan harga di dalam negeri,” ungkap David Ng, Trader Senior di IcebergX Sdn yang berbasis di Kuala Lumpur (Malaysia).
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO memang sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 52,6. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di angka 0. Sudah paling minimal, sudah sangat jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, harga CPO masih berpeluang naik lagi. Target resisten terdekat adalah MYR 4.211/ton. Jika tertembus, maka MYR 4.235/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target support terdekat adalah MYR 4.195/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO turun lagi ke MYR 4.181/ton.
(aji/ain)