Indeks dolar AS ditutup kuat semalam dan semakin menguat pagi ini di pasar Asia ke level 104,61. Bursa Asia diprediksi mengikuti reli saham di Wall Street yang kembali mencetak rekor semalam. Namun, yield atau imbal hasil surat utang AS, Treasury, terlihat mencatat lonjakan di mana tenor 2 tahun pagi ini terpantau melesat 5,2 bps ke 4,62%.
Kenaikan yield Treasury kemungkinan karena data ekonomi yang kuat akan mengurangi potensi penurunan bunga The Fed. Selain juga tertekan pernyataan pejabat The Fed Waller yang menyebut mungkin bunga acuan hanya turun satu kali saja tahun ini.
Bila pasar RI buka
Apabila pasar keuangan Indonesia buka hari ini, kemungkinan bursa saham akan tersulut juga reli Wall Street seperti yang terlihat saat ini di hampir semua pasar di Asia.
Indeks saham Jepang hijau, Nikkei naik 0,7% sedang TOPIX naik 0,8%. Begitu juga Indeks Shanghai Komposit naik 0,4% dan Taiwan TAIPEX menguat 0,37%, KOSPI Korea juga menguat 0,24%.
Bursa saham Malaysia juga naik 0,55%, Vietnam juga bergerak menguat tipis 0,01%. Sementara bursa saham di Hong Kong, Singapura serta Filipina tutup karena libur hari raya.
Sedangkan pergerakan rupiah hari ini apabila pasar keuangan buka, kemungkinan masih menghadapi tekanan di tengah keperkasaan dolar AS. Pergerakan rupiah offshore, NDF 1 bulan, masih bertahan di kisaran Rp15.877/US$ pagi ini pada pukul 09:39 WIB, setelah semalam di pasar New York ditutup di Rp15.887/US$. Begitu juga NDF 1 minggu yang bergerak di kisaran Rp15.874/US$.
Sementara di pasar valas spot Asia, beberapa mata uang terlihat masih tertekan di mana yuan Tiongkok melemah tipis 0,01%, won Korea Selatan melemah 0,17%, dolar Taiwan melemah 0,01% dan baht Thailand juga melemah 0,11%. Sedangkan ringgit Malaysia masih menguat 0,08%.
(rui)