Begitu juga dengan estimasi pencapaian laba bersih yang ditarget naik mencapai 23,94% secara yoy, namun hanya naik 18,9%.
"Menurut kami, ini yang likely menjadi faktor yang mempengaruhi aksi sell-off di pasar,".
Sebelumnya VP Corporate Communication TLKM, Andri Herawan Sasoko menilai bahwa lesunya perolehan pendapatan konsolidasian tersebut imbas kian tertekannya bisnis sektor telekomunikasi di Tanah Air seiring dengan ketatnya persaingan.
"Karena kami sekarang ini kompetisinya tidak hanya sesama industri telekomunikasi, tapi perusahaan-perusahaan digital itu sekarang makin banyak," ujarnya di Jakarta, Senin (25/3/2024).
Sekadar catatan, pada 2023, TLKM mencatatkan pendapatan konsolidasian sebesar Rp149,22 triliun, atau hanya naik 1,29% dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian pada 2022, perusahaan juga membukukan pendapatan konsolidasian Rp147,31 triliun, yang hanya tumbuh 2,86%.
Pada 2021, perusahaan juga masih mencatatkan pendapatan konsolidasian yang lagi-lagi hanya tumbuh 4,9% dari tahun sebelumnya.
Dalam kaitan itu, Andri mengatakan bahwa sejatinya perseroan masih cukup beradaptasi dengan dinamika pasar yang telah menekan pendapatan konsolidasian tersebut.
"Di saat kita masih sehat, masih tumbuh, kita harus bertranformasi. Kita tidak boleh terlena, kita tidak boleh hanya menjalankan bisnis as ussual. Kita harus tetap menjadi pemain digital yang selalu berkompetisi," tutur dia.
(red/dba)