Pasar Surat Utang Terbebani Capital Outflow, Gegara Makan Gratis
Tim Riset Bloomberg Technoz
28 March 2024 19:20
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar surat utang negara pada tiga bulan pertama tahun ini belum bernasib baik. Arus keluar modal asing yang tinggi telah menjatuhkan pamor aset pendapatan tetap ini dan akhirnya turut menekan harga obligasi korporasi.
Sepanjang tahun ini sampai perdagangan kemarin, Rabu (27/3/2024), indeks yang mengukur harga obligasi pemerintah, IDMA Index, tergerus 3,7% year-to-date di mana selama Maret penurunannya sekitar 0,5%.
Sementara indeks yang mengukur total keuntungan obligasi korporasi Indonesia dan obligasi pemerintah, masih mencatat pertumbuhan positif masing-masing 1,77% dan 1,09% year-to-date. Alhasil IBPA Indonesia Composit Bond Index (ICBI) masih membukukan pertumbuhan positif 1,13% pada periode yang sama dan mencetak kenaikan tipis 0,12% selama Maret sampai perdagangan kemarin.
Tekanan yang berlangsung di pasar surat utang negara terlihat masih besar dengan aksi pemodal asing yang masih membukukan posisi jual bersih sejauh ini. Imbal hasil surat utang negara, INDOGB 10Y, misalnya, yang menjadi acuan, naik sampai 25,3 bps ke level 6,73% akibat tekanan jual. Asing bahkan menjual surat utang negara senilai Rp5,28 triliun dalam satu hari perdagangan 25 Maret lalu, berdasarkan data yang dilansir Kementerian Keuangan.
Pasar surat utang RI diperkirakan masih akan menghadapi sentimen yang membebani ke depan dengan kini rupiah terus melemah dan mungkin akan memaksa Bank Indonesia menempuh kebijakan yang dramatis, misalnya mengubah kebijakan bunga acuan, menurut perkiraan ekonom. Bunga acuan diperkirakan masih akan bertahan tinggi. Terutama bila ketidakpastian global masih berlanjut sementara dari dalam negeri pasar juga dibebani oleh kekhawatiran seputar risiko fiskal pada pemerintahan baru mendatang.