Akibat disrupsi tersebut, Rizkia pun memperkirakan harga pasar batu bara Amerika akan cukup meningkat.
“Hal ini saya rasa juga akan menyebabkan potensi peningkatan harga batu bara acuan global lainnya seperti Newcastle dalam beberapa hari/minggu ke depan sampai situasi di Amerika membaik.”
Pada Rabu (27/3/2024), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk pengiriman Maret tercatat US$129/ton, naik 0,08% dari hari sebelumnya.
Dalam sepekan terakhir, harga batu bara membukukan koreksi 0,31% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga turun 0,15%.
Harga batu bara sempat menjalani reli mulai pekan ketiga Februari hingga awal Maret. Namun, mulai 6 Maret, harga berada dalam tren penurunan.
Ambruknya Jembatan Baltimore pada Selasa kemungkinan akan menghentikan ekspor batu bara dari pelabuhan tersebut selama enam pekan.
Tidak hanya itu, runtuhnya jembatan Baltimore juga berpotensi menghalangi pengangkutan hingga 2,5 juta ton batu bara, kata Ernie Thrasher, CEO Xcoal Energy & Resources LLC, dikutip Bloomberg.
AS mengekspor sekitar 74 juta ton batu bara tahun lalu, dan Baltimore merupakan terminal komoditas terbesar kedua.
Penutupan pusat batu bara utama dapat mengganggu rantai pasokan energi global, padahal permasalahan di industri ini yang dipicu oleh pandemi sudah mulai bisa teratasi.
“Anda akan melihat beberapa pengalihan ke pelabuhan lain namun pelabuhan lain cukup sibuk,” kata Thrasher dari Xcoal, sebuah perusahaan perdagangan batubara Pennsylvania yang bekerja sama dengan beberapa pemasok.
“Ada batasan seberapa banyak yang dapat Anda alihkan.”
(wdh)