Pendiri Xiaomi Lei Jun menyebut tantangan baru ini sebagai petualangan bisnis besar terakhirnya dan merupakan tes atas kemampuan perusahaan itu masuk ke pasar yang sudah penuh untuk kedua kali melalui terobosan teknologi mereka.
Setelah selama setahun terjadi perang harga kendaraan listrik di China, penerimaan pasar terhadap SU7 tampaknya akan mendiktek momentum saham Xiaomi setelah naik 22% sejak mencapai Februari 2024.
"Bisnis EV ini tampaknya akan mengganggu profit Xiaomi hingga mencapai skala yang diperlukan, tetapi kami memandang hal ini sebagai pendorong positif pada harga saham di tahap awal pengiriman mobil pertama," tulis analisis JPMorgan Chase & Co.
Analisis itu menyebut pasar memperkirakan pengiriman lebih dari 50 ribu mobil setahun setelah peluncuran SU7.
Pasar kendaraan listrik China, diperkirakan akan melambat selama dua tahun berturut-turut. Badan industri ini memperkirakan pertumbuhan penjualan tahun 2024 turun menjadi 25% dari 36% tahun lalu dan 96% pada 2022.
BYD, pemimpin penjualan mobil listrik di China, menjual tiga juta kendaraan energi terbarukan ini pada 2023, sementara pemain yang lebih kecil seperti Li Auto menjual sekitar 376 ribu unit.
Bank-bank di Wall Street memperkirakan harga sedan Xiaomi ini antara 200 ribu dan 300 ribu yuan.
Satu media China menyebut harga awal untuk versi standar SU7, atau Speed Ultra 7, adalah 266 ribu yuan.
Lei sendiri menyebut mobil produksi perusahaannya itu bisa melaju dari 0 ke 100 km per jam dalam waktu 2,78 detik.
Xiaomi belum mengumumkan harga jual SU7, meski Lei sempat mengisyaratkan harga tidak akan mencapai 99 ribu yuan seperti yang tersebr di media sosial. Lei mengatakan harga mobil dengan spesifikasi serupa biasanya dibanderol 400 ribu yuan atau lebih.
"Jika perkiraan saya, antara 200 ribu dan 250 ribu yuan, benar maka itu adalah di segmen harga yang paling kompetitif di pasar kendaraan listrik China saat ini," kata Johnson Wan, analis dari Jefferis Financial Group Inc.
Jumlah besar pesanan awal dan kesan dari konsumen terhadap SU7 akan menjadi masukan penting bagi para investor.
Kelompok bull berharap Xiaomi bisa mengikuti keberhasilan Huawei Technologies Co ketika masuk pasar kendaraan listrik.
Huawei bemitra dengan lima produsen otomotif untuk memproduksi kendaraan listriknya dengan mengambil keuntungan dari basis penggemar ponselnya yang kuat, teknologi unik, dan fitur konektivitas.
Satu produk kemitraannya, Aito, sudah menjadi mobil paling laku dua bulan berturut-turut di antara pemain baru kendaraan listrik.
Meski Xiaomi juga memiliki pengikut setia serta ekosistem teknologi pintar, model bisnis EV milik mereka berbeda dan lebih tinggi dari segi biaya.
Di tengah perang harga yang semakin menggila, selain BYD dan Li Auto, hanya sedikit produsen yang bisa tetap mendapat profit.
Analis dari Goldmand Sachs Group Timothy Zhao memperkirakan Xiaomi akan mendapat pemasukan 14 miliar yuan dari penjualan EV di tahun 2024. Angka ini didapat dari penjualan 65 ribu unit mobil dengan harga rata-rata 225 ribu yuan.
Perusahaan ini tahun lalu menghasilkan total penjualan sebesar 271 miliar yuan tahun lalu.
(bbn)