Logo Bloomberg Technoz

Omar Tamo - Bloomberg News

Bloomberg, Ketegangan antara Israel dan Hizbullah meningkat setelah kelompok militan berbasis di Lebanon itu menembakkan roket ke sebuah kota di utara Israel, menewaskan satu orang.

Serangan tersebut, sebagai respons terhadap serangan udara Israel di Lebanon yang menewaskan tujuh orang, kemungkinan akan semakin memperbesar kekhawatiran bahwa bentrokan di perbatasan yang hampir terjadi setiap hari bisa berubah menjadi perang besar-besaran. Membuka medan perang baru bagi Israel saat mencoba untuk menghancurkan Hamas di Gaza.

Melalui siaran pada stasiun televisi Al Manar milik Hizbullah pada Rabu (27/03/2024), kelompok yang didukung oleh Iran tersebut meluncurkan "puluhan peluru kendali" ke Kiryat Shmona dan sebuah barak militer setelah Israel membombardir kota selatan Lebanon, al-Habbariyeh.

Layanan darurat Israel mengatakan seorang warga sipil tewas akibat serangan roket tersebut. Badan Berita Nasional Lebanon yang dijalankan oleh negara melaporkan bahwa tujuh orang tewas akibat serangan Israel di al-Habbariyeh dan mengenai sebuah pusat darurat.

Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengatakan pesawat tempur mereka menyerang sebuah kompleks militer dan "operasi teroris penting" milik kelompok al-Jamaa al-Islamiya, yang telah meluncurkan serangan terhadap Israel.

Serangan balasan satu sama lain terjadi saat tekanan meningkat bagi Israel untuk menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza. Perang tersebut merupakan respons terhadap serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober di mana 1.200 orang tewas dan 250 orang dijadikan sandera oleh kelompok tersebut.

Lebih dari 32.000 warga Gaza, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan balasan Israel di wilayah tersebut.

Dalam jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh Institut Demokrasi Israel, 69% dari mereka yang disurvei mengatakan mereka yakin ada kemungkinan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah yang akan segera terjadi.

Hizbullah adalah milisi terkuat di Timur Tengah dan diyakini oleh intelijen Israel memiliki lebih dari 100.000 roket dan peluru kendali. Jauh lebih besar dari persenjataan milik Hamas yang diyakini dimiliki oleh kelompok tersebut sebelum 7 Oktober.

(bbn)

No more pages