“Potensi Bitcoin untuk menguji area All Time High US$73.000 dapat terjadi jika mampu bertahan di atas support US$69.000,” jelas Panji dalam riset yang diterbitkan, Selasa kemarin.
Lebih lanjut Panji menganalisis, apabila terjadi penurunan di bawah level support tersebut, Bitcoin berpotensi melemah ke kisaran US$66.000.
Saat ini Bitcoin terus mencetak angka penguatan dengan keberhasilan menguat ke US$69.578, dan sempat menembus level US$70.700 di siang hari. Dengan mengalami kenaikan harga mencapai 11,7% dalam sepekan
Pencapaian ini, dengan bertahan di atas US$69.000 menjadi support sekaligus makin mendekati level resistance potensialnya, US$73.000.
Dalam jangka menengah jika resistance tersebut berhasil tertembus, maka Bitcoin berpotensi lanjut reli hingga mencapai resistance pertama US$75.000 dan kedua di US$77.000. Bitcoin berpeluang kembali break level atau pecah rekor All Time High untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Bitcoin.
Pasca melewati periode Bear Market tahun 2022, yang penuh dengan tantangan dan guncangan, seperti kolapsnya Bursa FTX, pada tiga bulan pertama ini berhasil mencatat angka positif.
Aset kripto berhasil mengalami peningkatan signifikan dengan pemulihan harga yang cepat.
Bitcoin | Awal Kuartal I | Akhir Kuartal I | Return |
2024 | US$42.507 | US$69.578* | 64%* |
2023 | US$16.539 | US$28.395 | 70% |
2022 | US$46.333 | US$45.767 | (1,22%) |
2021 | US$28.996 | US$58.960 | 103% |
2020 | US$7.158 | US$6.481 | (9,45%) |
Sumber: Tim Riset Bloomberg Technoz, Bloomberg, CoinMarketcap
Di samping itu, kuartal pertama-2023 juga merupakan data kuartalan hijau pertama bagi Bitcoin sejak tahun 2022 - yang berdasarkan data Bloomberg, tercatat dengan tren negatif.
Pada kuartal pertama-2022 Bitcoin mencatat return negatif, dengan pelemahan 1,22%. Adapun sentimen negatif aset kripto, terutama Winter Crypto Bitcoin masih ada, ditambah lagi dengan adanya konflik Rusia–Ukraina.
Mengutip Beincrypto, volume perdagangan Bitcoin pada masa tersebut juga ambles ke US$671 miliar. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan apa yang terjadi saat Februari 2021. Kala itu, volume perdagangan Bitcoin mencapai US$2,6 triliun.
Lebih jauh, performa pada tahun sebelumnya, di kuartal pertama-2021, harga Bitcoin pada pembukaan perdagangan awal 1 Januari 2021 adalah US$28.996. Kemudian, saat penutupan perdagangan kuartal pertama 2021 berada di US$58.960. Dengan demikian, Bitcoin melesat dengan kenaikan tiga digit, mencapai 103%.
Setahun sebelumnya, pada kuartal pertama 2022 Bitcoin kembali mencatat return negatif, dengan melemah 9,45%. Efek langsung dari sikap berhati-hati menyusul perekonomian yang sempat terhenti karena pandemi Covid-19, juga ketidakpastian kondisi ekonomi global saat itu.
Tahun ini, ada tiga faktor utama yang jadi penggerak laju Bitcoin
- Persetujuan ETF Bitcoin Spot yang terjadi sejak awal tahun di Januari, mendorong peningkatan arus pembelian dari permintaan investor.
- Pasar mempercayai Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mulai memangkas suku bunga acuan.
- Ancang-ancang “halving” selanjutnya yang akan terjadi pada April 2024.
Halving atau halvening adalah rencana pengurangan imbalan yang diterima penambang atau miner. Halving terjadi setiap empat tahun atau lebih tepatnya, setiap 210.000 blok transaksi.
Pada halving bulan depan, imbalan dijadwalkan akan turun menjadi 3,125 koin. Sebelumnya pada 2020 turun menjadi 6,25, pada 2016 12,5 Bitcoin. Pada pemangkasan perdana tahun 2012, pemotong dari 50 menjadi 25 Bitcoin per blok.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News sebelumnya, Founder penasihat Blockchain Venn Link Partners Cici Lu McCalman menyampaikan, ETF Bitcoin Spot membawa basis investor yang beragam dan stabil.
Total dana yang masuk ke industri melalui produk ETF mencapai US$8,6 miliar, dikutip dari data Bloomberg.
iShares Bitcoin ETF BlackRock (IBIT–BlackRock) dalam catatan berhasil mengakumulasi arus dana masih sekitar US$788,3 juta dan merupakan rekor baru pada Selasa dalam arus masuk hari ke-37 secara berturut-turut.
Seiring dengan tren bullish Bitcoin yang tengah terjadi, total kapitalisasi pasar aset kripto berada di level US$2,66 triliun saat ini, melesat 61,21% sepanjang tahun 2024, sekaligus jelang penutupan kuartalan pertama.
(fad)