Adapun, produksi gasnya mencapai 73.9 MMSCFD dan tidak ada target pada APBN. Sementara itu, salur gas terealisasi sebesar 52,4 MMSCFD dari target APBN 55 MMSCFD atau 95,3%.
Pencapain hingga 17 Maret 2024, yaitu realisasi minyak sebesar 25.773 BOPD dari target APBN 3.077 BOPD atau 85,7%.
Sementara itu, realisasi gas sebesar 73,5 MMSCFD dan tidak ada target pada APBN. Untuk salur gas terealisasi sebesar 50,4 MMSCFD dari target APBN 40 MMSCFD atau 95,3%.
Arifin pun meminta PHE ONWJ meningkatkan kinerjanya khususnya terkait dengan persiapan infrastruktur proyek pengembangan dan optimalisasi pemanfaatan Floting Storage and Offloading (FSO).
"Perlu adanya efisiensi waktu dalam mengembangkan GQX Complex karena potensinya yang besar," tambah Arifin.
Pjs General Manager PHE ONWJ Wirdan Arifin menambahkan produksi PHE ONWJ termasuk dalam 5 besar penghasil minyak di Indonesia.
PHE ONWJ memiliki area operasi lepas pantai yang luas di perairan Utara Jawa Barat. Wilayah kerja PHE ONWJ seluas 8.300 kilometer persegi dari Kepulauan Seribu hingga Cirebon, Jawa Barat.
“Aset ini mengoperasikan lebih dari 200 anjungan lepas pantai dan lebih dari 200 sumur aktif. PHE ONWJ dikenal kehandalannya dalam mengoperasikan fasilitas operasi migas lepas pantai,” terangnya.
Pada 2017, Blok ONWJ menjadi blok migas pertama di Indonesia yang menerapkan skema kontrak bagi hasil atau gross split.
(wdh)
