Koreksi pada saham transportasi didukung oleh terkontraksinya harga saham PT Indonesia AirAsia Tbk (CMPP) drop 9,91%, dan saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) yang turun 9,76%. Serta saham PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) drop 9,76%.
Adapun saham-saham infrastruktur juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Meta Epsi Tbk (MTPS) drop 14,2% dan saham PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) juga terjebak di zona merah dengan penurunan 10,8%. Serta saham PT Lancartama Sejati Tbk (TAMA) drop 10%.
Senada, saham-saham unggulan LQ45 juga melemah dan jadi pemberat, PT XL Axiata Tbk (EXCL) drop 6,69%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melemah 2,86%. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) terkontraksi 2,61%.
Senada, tren negatif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) drop 2,49%, PT Bank Jago Tbk (ARTO) melemah 1,79%. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) turun 1,62%.
Sejak Senin kemarin, 25 Maret 2024, Bursa Efek Indonesia resmi menerapkan Papan Pemantauan Khusus Tahap II atau Full Periodic Call Auction. Proses implementasi papan pemantauan khusus itu sejatinya merupakan tindak lanjut implementasi Tahap I yang telah dilakukan sejak 12 Juni 2023 yang lalu.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, implementasi Papan Pemantauan Khusus ditujukan untuk memberikan segmentasi khusus yang sesuai dengan strategi investasi investor.
Skema Full Call Auction sendiri merupakan mekanisme perdagangan dengan kuotasi Bid dan Ask yang akan match pada jam-jam tertentu saja, juga dengan keterbatasan data dan info pada laman Bid dan Ask. Kemudian harga saham akan ditentukan berdasarkan volume terbesar.
Lebih lanjut, investor ramai-ramai mengkritik Papan Pemantauan Khusus Tahap II Full Auction yang baru saja diluncurkan Bursa Efek Indonesia awal pekan ini, Senin. Padahal, papan ini baru satu hari diluncurkan.
Target utama kritikan tertuju pada informasi mengenai Bid dan Ask dalam Papan Pemantauan Khusus Tahap II. Sehingga, investor hanya dapat memperhatikan data Indicative Equilibrium Price (IEP) dan Indicative Equilibrium Volume (IEV) untuk melihat potensi harga dan volume saham yang akan cocok.
Petisi untuk menghapus peraturan papan Full Auction pun muncul di laman change.org. Petisi sudah ditandatangani 3.724 orang dengan target 5.000 orang.
Penerapan tersebut, dengan Full Periodic Call Auction, dinilai investor sebagai suatu 'Ganjalan' karena banyaknya saham yang terkena mekanisme ini tidak menampilkan Bid dan Offer seperti biasanya, yang dinilai membantu dalam penilaian harga saham saat transaksi perdagangan berlangsung.
Tak hanya sampai di situ, saham-saham yang masuk ke dalam papan tersebut justru sebagian besar, bahkan mayoritas mengalami penurunan, bukan sebaliknya yang mengalami penguatan. Yang mencerminkan aksi Panic Selling di pasar.
Mencermati indeks secara regional, kinerja Bursa Asia bergerak bervariasi. Indeks Nikkei 225 melesat 1,19%, indeks Strait Times Singapore menghijau 0,74%, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,89%, indeks Shanghai melemah 0,65%, dan indeks Kospi turun 0,02%.
(fad)