Oleh karena itu, prospek penurunan suku bunga menjadi samar-samar. Belum adanya kejelasan kapan Federal Funds Rate bisa turun akan menjadi angin segar bagi dolar AS.
Pelaku pasar juga akan mencermati sejumlah komentar terbaru pejabat The Fed, Tim Research Phillip Sekuritas menyebut, Gubernur Federal Reserve Bank di Chicago Austan Goolsbee mengatakan untuk sementara memprediksi tiga penurunan suku bunga acuan tahun ini sementara Gubernur Federal Reserve Lisa Cook mendesak agar rekan-rekannya di Federal Reserve mengambil sikap hati-hati.
Bahkan, Gubernur Federal Reserve Bank di Atlanta Raphael Bostic mengurangi ekspektasinya menjadi hanya satu kali penurunan suku bunga saja tahun ini.
“Beragam pandangan ini memberikan sedikit ketidakpastian pada prospek kebijakan suku bunga menjelang rilis data Inflasi (PCE Price Index) AS pada hari Jumat,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analisis Teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren pelemahan, setelah kemarin gagal menembus resistance kuatnya.
Adapun rupiah berpotensi terkoreksi menuju area Rp15.820-Rp15.850/US$. Trendline channel sebelumnya sempat tertembus menjadi support terkuat rupiah kini menjadi level resistance terdekat pada Rp15.780/US$.
Apabila pelemahan kembali berlanjut dengan tekanan yang tinggi, ada trendline garis biru pada level Rp15.880/US$ akan jadi support terakhir.
Sementara resistance selanjutnya ada pada Rp15.750-Rp15.710/US$.
(fad/aji)