"Kami akan menggunakan alat yang kami miliki untuk mendukung bank-bank komunitas," ujar juru bicara Gedung Putih Michael Kikukawa, tanpa secara langsung mengatakan apakah langkah tersebut sedang dipelajari.
"Sejak pemerintahan kami dan regulator mengambil tindakan tegas akhir pekan lalu, kami telah melihat simpanan stabil di bank-bank regional di seluruh negeri dan, dalam beberapa kasus, arus keluar sedikit berbalik."
Namun, kondisi di balik layar menunjukkan hal yang berbeda. Ada kekhawatiran dari pemerintahan Joe Biden tentang ini. Pasalnya bank-bank menegah menyerukan intervensi pemerintah yang lebih luas setelah 3 bank runtuh bulan ini, ketika para deposan besar yang dananya tidak dijamin FDIC menarik uang mereka dari bank.
Saat ini First Republic Bank sedang menghindari nasib yang sama dengan ketiga bank itu. Pada perdagangan saham Senin (20/3/2023), harga sahamnya sudah anjlok 47% karena para pemimpin industri perbankan sedang mencari cara menyehatkan keuangan perusahaan.
Satu kerangka hukum yang sedang didiskusikan untuk memperluas wewenang penjaminan FDIC adalah menggunakan otoritas Departemen Keuangan untuk mengambil tindakan darurat dan bersandar pada Exchange Stabilization Fund, kata sumber tersebut.
Exchange Stabilization Fund tersebut biasanya digunakan untuk membeli atau menjual mata uang dan menyediakan pembiayaan kepada pemerintah asing.
Namun, dana yang dibentuk pada tahun 1930-an ini telah digunakan sebagai penopang untuk fasilitas pinjaman darurat oleh The Fed, dalam beberapa tahun terakhir. Ini adalah satu-satunya pot uang yang berada di bawah otoritas penuh Menteri Keuangan, dengan pengeluaran dan pembiayaan lainnya di bawah yurisdiksi Kongres.
"Karena tindakan tegas baru-baru ini, situasi telah stabil, arus deposito membaik dan orang Amerika dapat memiliki kepercayaan diri dalam keamanan deposito mereka," kata juru bicara Departemen Keuangan dalam sebuah pernyataan.
Perwakilan dari FDIC dan Fed menolak berkomentar. Pemerintah dan regulator independen sedang bergulat dengan krisis perbankan pertama sejak disahkannya Undang-Undang Dodd-Frank 2010, sebuah reorganisasi besar-besaran dari sistem regulasi keuangan.
'Preseden Berbahaya'
The Mid-Size Bank Coalition of America, yang mencakup bank-bank dengan aset sebesar US$ 100 miliar, mendesak para regulator mencabut batasan penjaminan simpanan untuk menurut. Hal ini diungkapkan dalam sebuah surat tanggal 17 Maret yang dilihat oleh Bloomberg News.
Organisasi ini menyatakan keprihatinannya bahwa, jika pemberi pinjaman regional lainnya gagal, lebih banyak deposan akan memindahkan uang mereka ke bank-bank terbesar di negara ini.
Sementara beberapa anggota parlemen, termasuk Partai Republik, mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan perubahan pada batas penjaminan simpanan FDIC sebesar US$ 250.000 saat ini, sejumlah anggota DPR konservatif menentang penjaminan simpanan nasabah di bank 100%.
"Setiap jaminan 100% untuk semua simpanan bank, baik implisit maupun eksplisit, mengabadikan preseden berbahaya yang hanya mendorong perilaku tidak bertanggung jawab di masa depan, yang harus dibayar oleh mereka yang tidak terlibat yang mengikuti peraturan," kata House Freedom Caucus dalam sebuah pernyataan.
--Dengan bantuan dari Josh Wingrove, Christopher Condon, Paige Smith, Katanga Johnson, dan Allyson Versprille.
(bbn)