Josh Saul, Bloomberg News
Bloomberg, Ambruknya Jembatan Baltimore pada hari Selasa kemungkinan akan menghentikan ekspor batu bara dari pelabuhan tersebut selama enam minggu.
Bukan hanya itu, runtuhnya Jembatan Baltimore juga berpotensi menghalangi pengangkutan hingga 2,5 juta ton batu bara, kata Ernie Thrasher, CEO Xcoal Energy & Resources LLC.
Amerika Serikat (AS) mengekspor sekitar 74 juta ton batu bara tahun lalu, dan Baltimore merupakan terminal komoditas terbesar kedua.
Penutupan pusat batubara utama dapat mengganggu rantai pasokan energi global. Padahal, permasalahan di industri ini yang dipicu oleh pandemi sudah mulai bisa teratasi.
“Anda akan melihat beberapa pengalihan ke pelabuhan lain namun pelabuhan lain cukup sibuk,” kata Thrasher dari Xcoal, sebuah perusahaan perdagangan batubara Pennsylvania yang bekerjasama dengan beberapa pemasok. “Ada batasan seberapa banyak yang dapat Anda alihkan.”
Baltimore mengirimkan kurang dari 2% batubara global yang diangkut melalui laut. Sehingga, runtuhnya jembatan hanya akan berdampak kecil pada harga global, kata Thrasher.
Namun, ia menambahkan, batubara yang keluar dari Baltimore mencakup banyak batubara termal tujuan India, yang digunakan untuk pembangkit listrik.
“Ini akan menyebabkan gangguan atau kekacauan dari sudut pandang rantai pasokan,” kata Thrasher. “Tetapi, pertanyaan besarnya adalah, apakah dampaknya terhadap India lebih besar dibanding dampak global?”
Penghentian ekspor batubara Baltimore akan mempengaruhi sebagian besar pasokan batubara India. Negara ini mengonsumsi sekitar 91 juta ton batu bara tahun lalu.
Menurut pemerintah India, Baltimore mengirimkan sekitar 12 juta ton ke India tahun lalu, menurut catatan penelitian dari perusahaan analisis Energy Aspects. Itu berarti India mendapatkan sekitar 13% batubaranya melalui pelabuhan Baltimore.
Catatan Energy Aspects juga memperkirakan lalu lintas laut di Baltimore akan terganggu paling lama dua atau tiga minggu. Beberapa pengiriman batu bara untuk sementara mungkin dialihkan ke pelabuhan lain termasuk Norfolk, Virginia, tambah catatan itu.
Gangguan pasokan akan lebih berdampak pada pasar batubara Asia dibandingkan pasar Eropa karena sebagian besar batubara yang diekspor dari Baltimore memiliki kandungan sulfur yang tinggi dan tidak cocok untuk pembangkit listrik di Eropa, menurut catatan dari perusahaan analisis komoditas DBX.
Saham perusahaan yang menambang dan dan melayani pengangkutan batu bara di AS turun pada hari Selasa. Saham Consol Energy Inc. turun 5,4% dan saham CSX Corp. turun 0,4%. Terminal milik Consol di area Jembatan Baltimore digunakan untuk memuat batubara ke kapal-kapal besar yang mengarungi lautan dan terminal tersebut dilayani oleh CSX.
CSX mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa pihaknya memiliki kapasitas untuk mengirim lebih banyak kargo ke terminal batubara Baltimore yang dilayaninya sebelum mencapai batas kapasitas hingga pelanggan CSX akan menghadapi penundaan pengiriman.
CSX juga berupaya mengidentifikasi alternatif selain memindahkan kargo melalui Baltimore, kata pernyataan itu.
(bbn)