Menurutnya, Batuan yang diendapkan pada zona tersebut setelah mengalami burial dan kompresi akan membentuk mud diapir yang terdiri atas material halus unconsolidated. Material halus tersebut dapat lolos ke permukaan melalui rekahan-rekahan dan struktur geologi yang ada.
Wafid juga mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya mud diapir, antara lain amblesan, kecepatan pengendapan, lapisan plastis, overpressure dan under-compacted, potensi hidrokarbon, produksi air diagenetic, tektonik kompresi dan gradien panas bumi.
“Secara struktur geologi Bledug terletak pada area yang tidak padat patahan dan kelurusan karena sufatnya yang plastis. Sehingga pada daerah mud diapir tidak terindikasi adanya kelurusan patahan, namun terdapat struktur geologi berupa antiklin dengan sumbu relatif Barat Daya-Timur Laut,” ucap Wafid.
Seismik bawah permukaan pada area semburan lumpur atau mud volcano menunjukkan morfologi bawah permukaan cone mud diapir yang puncaknya dekat dengan permukaan. Pada area mud diapir ada perlapisan yang tertarik ke atas oleh tekanan mud diapir. Pada area semburan lapisan penutup mud diapir ini tipis sehingga material unconsolidated bertekanan tinggi dan memiliki kandungan air dapat sangat mudah lolos ke permukaan.
Pengaruh kegempaan terhadap mud diapir dan mud volcano adalah adanya kemungkinan untuk terbukanya rekahan-rekahan yang dilewati oleh material lumpur. Dengan terbukanya rekahan-rekahan tersebut material mud diapir akan mengalami pergerakan naik dan ada penambahan debit material, namun dengan adanya kompresi dan tekanan tektonik pada area tersebut akan terjadi titik kesetimbangan seperti pada saat sebelum momen kegempaan terjadi.
Adapun aktivitas dari semburan lumpur yang meningkat pasca terjadinya gempa di Bawean pada tanggal 22 Maret 2024 dengan skala 6.5 SR diduga dapat menyebabkan hal-hal berikut;
- Sistem migrasi hidrokarbon maupun lumpur menjadi lebih aktif karena adanya bukaan berupa rekahan maupun patahan sebagai akibat adanya gempa dangkal ini,
- Gejolak lumpur di daerah sekitar Bledug Kuwu dan Bledug Kramesan menemukan jalannya untuk keluar melewati rekahan yang terbentuk akibat gempa tersebut.
Badan Geologi meminta masyarakat di sekitar area Bledug Kuwu dan Bledug Kramesan tidak perlu merasa panik dan agar supaya tidak mempercayai berita-berita yang tidak bertanggung jawab serta tidak jelas dasar keilmuannya, sehingga dapat memberikan penafsiran yang beraneka macam. Badan Geologi akan terus memonitor perkembangan fenomena alam ini.
"Fenomena terjadinya Bledug Kramesan di daerah Grobogan tersebut bukanlah suatu fenomena yang luar biasa. Apalagi tidak jauh dari Bledug Kramesan terdapat Bledug Kuwu yang secara umum sudah diketahui oleh publik sebagai fenomena mud volcano (gunung lumpur) yang sudah berlangsung selama puluhan tahun," kata Wafid.
(fik/ain)