Prominensa terkadang meluas hingga ratusan ribu kilometer di atas kromosfer Matahari. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar melibatkan gaya magnetik.
Prominences sangat bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, dan gerakan, serta terdiri dari dua tipe utama, yaitu aktif dan diam. Fenomena alam yang terjadi setiap waktu itu menjadi tampak jelas efek Gerhana Matahari, meletus dengan cepat dan memiliki masa hidup yang berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.
Prominences berhubungan dengan kelompok bintik matahari dan, seperti halnya bintik api aktif, berkorelasi dalam jumlah dan aktivitasnya dengan siklus matahari.
Fenomena ledakan besar Matahari sayangnya hanya dapat diamati pada beberapa titik di Bumi, tidak termasuk Indonesia. Pengamatan paling ideal terjadi di wilayah benua Amerika, seperti AS, Meksiko, dan Kanada.
Gerhana yang berpeluang terjadi pada 8 April jadi salah satu fenomena astronomi langkah dimana langit gelap dalam beberapa jam pada siang hari karena Bulan tepat berada di jalur Matahari yang menyinari Bumi.
Gerhana Matahari selanjutnya diperkirakan baru akan terjadi pada Agustus tahun 2044.
Sebagai informasi tambahan, lontaran massa korona atau Coronal Mass Ejections (CMEs) merupakan aktivitas pelepasan plasma magnet dari atmosfer luar Matahari. Kerap juga dinamakan corona.
(wep)