Analis Abe Yousef menyatakan bahwa penurunan pengguna X dikontribusikan oleh rasa frustrasi pengguna terhadap konten yang mengganggu, masalah teknis di platform secara umum. Hal lain adalah ancaman platform atas video pendek, Tech News Space melaporkan, Selasa (26/3/2024) dilansir dari NBC.
Sejak November tahun lalu, basis pengguna platform ini tidak tumbuh atau menurun setiap bulannya, kata para analis. Sejak musim gugur, jumlah pengguna aplikasi seluler X telah menurun 23%.
Laporan Sensor Tower berbeda dengan klaim data X, yang terbit minggu lalu. Perhitungan perusahaan, jumlah pengguna aktif telah mencapai 250 juta secara harian di seluruh dunia, atau sejalan dengan target Elon Musk 258 juta pengguna (daily audience of active).
1.7 million people join X every day.
— Data (@XData) March 18, 2024
What’s new with you @XBusiness? pic.twitter.com/tPR1N1ncgs
Laporan X lain dinyatakan jumlah audience per bulannya telah menyentuh angka 550 juta. Pada bulan Juni catatan yang sama berada di 542 juta, atau terjadi kenaikan 1,5%.
Kabar penurunan pengguna X dilaporkan saat beberapa medsos rivalnya justru tumbuh, seperti TikTok 0,5%, Instagram 5,3%, dan Facebook 1,5%, versi data Sensor Tower.
Sensor Tower juga mencatat bahwa pengiklan terus meninggalkan X, dengan 75 dari 100 pengiklan teratas AS menghentikan pengeluaran untuk beriklan di platform tersebut pada Oktober 2022. Kepergian mereka semakin meningkat menjelang akhir tahun lalu, ketika Musk benar-benar mengirim pengiklan untuk memboikot jejaring sosialnya.
Menurut analis, pendapatan X dari pembelian dalam aplikasi bulan lalu sekitar US$9,5 juta, mewakili bisnis langganan berbayar dan pembayaran kepada kreator.
“X mengalami penurunan pengguna aktif yang paling signifikan dibandingkan dengan platform lainnya,” tulis Abe Yousef.
Aplikasi Super X
Elon Musk mendorong X menjadi aplikasi super pada pengumumannya tahun lalu dalam sebuah postingan. Menurut dia pengguna akan bisa menelepon, berbasis audio ataupun video, melalui platform tanpa harus membagikan nomor telepon.
X juga dikabarkan meraih lisensi pembayaran kripto. Dengan bekal tersebut, X bisa menjadi saluran transaksi. Lisensi Currency Transmitter diperoleh Twitter Payments LLC dari negara bagian Rhode Island. Aktivitas pembayaran, termasuk Bitcoin, mencakup aspek proses, dompet, hingga bursa.
Selain itu proyek XHiring juga tengah disusun. XHiring diklaim dapat menampilkan daftar kandidat yang relevan secara organik. Dalam versi betnya, XHiring bisa diujicoba pengguna lewat situs resmi. XHiring menjadi calon lawan LinkedIn.
Kemarin platform X juga mengumumkan memperbarui kebijakan privasinya dengan memasukkan jenis data pengguna baru yang rencananya akan dikumpulkan melalui sistem biometrik. X tidak mendefinisikan apa yang dimaksud dengan biometrik, meskipun perusahaan lain telah menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan data yang dikumpulkan dari wajah, mata, dan sidik jari seseorang.
Proyek biometric X mirip dengan World ID, sebuah bagian dari dari model kompensasi baru karya Sam Altman, co-foucer OpenAI, perusahaan yang memberi layanan chatbot ChatGPT terpopuler. World ID menjadi bagian yang terintegrasi dengan aset digitalnya, Worldcoin.
Elon Musk memakai WeChat milik Tencent Holdings sebagai referensi untuk X, yang akan menjelma sebagai “everything app”. Musk menyebut X sebagai “effective global address book” di masa depan.
(wep)