Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan rugi bersih mencapai Rp1,36 triliun pada kinerja keuangan sepanjang tahun 2023. Angka ini berbanding terbalik dibandingkan dengan kinerja tahun 2022 yang mencatatkan laba bersih Rp1,98 triliun.
Rugi bersih tersebut imbas dari kerugian yang diderita atas laba nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi yang mencapai rugi Rp1,22 triliun, dibandingkan dengan nilai keuntungan investasi mencapai Rp3,93 triliun pada tahun 2022.
Sejatinya pendapatan BUKA meraih angka positif, sejumlah Rp4,43 triliun, melesat 22,65% secara tahunan. Pencapaian tersebut berasal dari pendapatan Marketplace mencapai Rp2,23 triliun, melonjak 47,44%. Pendapatan segmentasi Online to Offline juga menguat 11,28% menjadi Rp2,18 triliun.
Pendapatan keuangan BUKA juga tercatat meningkat 52,02% menjadi sebesar Rp822,54 miliar, adapun pendapatan keuangan ini berasal dari raihan bunga deposito, bank, dan bunga obligasi Pemerintah.
Di lain sisi, Bukalapak menderita kerugian atas nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi terutama dari investasinya pada Allo Bank, yang digambarkan di pencatatan pemilik saham atas Perusahaan.
Secara lebih lanjut, Bukalapak tertanggal 31 Desember 2023 mencatatkan keuntungan atas investasi reksa dana yang belum dan sudah terealisasi berdasarkan Nilai Aset Bersih (NAB) sebesar Rp14,83 miliar. Berseberangan, Bukalapak mencatatkan kerugian yang belum dan sudah terealisasi atas investasi pada saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia berdasarkan harga masing-masing pasar sebesar Rp1,14 triliun, padahal pada 2022 kemarin tercatat keuntungan Rp3,7 triliun.
Berdasarkan data Bloomberg, BUKA berhasil mencatatkan Total Processing Value (TPV) senilai total Rp164,38 triliun, pencapaian positif ini meningkat 6,9% secara tahunan. Sebagai gambaran, TPV merupakan pencatatan total transaksi yang benar-benar sudah terjadi.
Selain TPV yang meningkat, pencapaian kinerja positif juga dicatatkan pada efisiensi beban penjualan dan pemasaran dengan penurunan nyaris setengahnya, 49,56%. Di mana secara keseluruhan beban penjualan dan pemasaran BUKA hanya sebesar Rp518,43 miliar. Terdiri dari efisiensi pada subsidi fitur, pos voucher, iklan-iklan marketing di berbagai media, serta utamanya efisiensi pada pos Online to Offline.
Dengan demikian, rugi sebelum beban pajak penghasilan Bukalapak tercatat mencapai Rp1,34 triliun. Sedangkan, Loss per Share Bukalapak tercatat Rp13,24. Pada kinerja tahun 2022 BUKA masih mencatatkan angka positif untuk kedua pembukuan ini, dengan masing-masing sebesar Rp2,27 triliun dan Rp19,25.
Sepanjang tahun 2023, BUKA memiliki total aset sebesar Rp26,12 triliun. Kemudian pada pos kas dan setara kas tercatat Rp15,18 triliun. Adapun di antara kas tersebut, BUKA juga menempatkannya pada pos deposito berjangka pihak ketiga pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencapai Rp5,18 triliun. Sedangkan, pada PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) sebesar Rp902,75 miliar.
Ekuitas BUKA tercatat turun 4,4% menjadi Rp25,33 triliun. Senada dengan total liabilitas yang turun 12,7% menjadi hanya Rp792,02 miliar.

Sehari berselang usai terbitnya laporan keuangan, harga saham BUKA pada perdagangan Selasa (26/3/2024) berada di zona hijau pada level Rp148/saham, mencatatkan kenaikan 2,78% dibandingkan posisi sehari sebelumnya, yang melemah 4% ke Rp144/saham.
Tercatat jumlah saham yang ditransaksikan mencapai sebanyak 165,82 juta saham, senilai Rp24,54 miliar. Dengan kapitalisasi pasar BUKA mencapai Rp15,26 triliun.
(fad/dba)