Selain itu, dia juga mengimbau agar belanja di dalam negeri saja yakni Indonesia.
"Nah, kami mengimbau buat belanja, belanjanya di Indonesia saja," imbauannya.
"Termasuk kalau sekarang tiket mahal, ini ada beberapa paket yang kita luncurkan termasuk berkah Ramadhan kita hadirkan sebagai solusi agar tiket lebih terjangkau," jelasnya.
Disebutkan Sandiaga sekarang banyak maskapai yang melakukan promo, untuk itu para traveler diminta bisa mengaksesnya yang mungkin terlewat karena sibuk memperhatikan liburan ke luar negeri.
"Supaya bisa menjangkau wilayah Indonesia lainnya yang mungkin ini terlewat karena kita fokus kunjungan ke luar negeri. Jika ada defisit maka pariwisata kita akan membebani ekonomi negara. yuk Bangga buatan Indonesia dan berwisata di Indonesia," pungkasnya.
Tiket mahal tidak jadi penghalang
Peneliti BRIN, Bagian Koordinator Riset Pariwisata Addin Maulana mengatakan soal pembatasan barang masuk ke suatu negara bukan hal baru. Banyak negara di dunia cenderung lebih ketat dibandingkan dengan Indonesia menurutnya.
"Tujuannya melindungi dan menjaga agar perdagangan di dalam negeri kondusif," lanjutnya.
Terkait harga tiket pesawat dalam negeri yang mahal. Addin mencoba mengaitkan dengan perjalanan wisata di dalam negeri.
"Wisatawan nusantara/domestik Indonesia didominasi oleh perjalanan dengan tujuan mengunjungi teman/kerabat. Bentuk komitmen sosial masyarakat timur, yang menjadikannya sebagai sebuah kewajiban," jelasnya
"Kenaikan harga tiket pesawat tidak akan menyurutkan komitmen masyarakat indonesia untuk melakukan perjalanan wisata," jelasnya.
Addin lebih lanjut menilai meskipun harga tiket pesawat mahal, tapi tempat duduk tetap penuh. Banyak upaya lain yang dilakukan dengan mengganti moda perjalanan dengan perjalanan darat dan/ laut.
"Bahkan mungkin karena biaya perjalanan (Cost of travel) yang saat ini tinggi, maka perjalanan tetap dilakukan, namun komponen pengeluaran lainnya yang ditekan, seperti akomodasi, makan, minum, belanja, hiburan, dll. Apa lagi, banyak juga tujuan perjalanan yang bersifat bisnis, yang inelastis terhadap perubahan harga," pungkasnya.
(spt)