Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Gubernur Federal Reserve Lisa Cook mengatakan, Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) harus mengambil pendekatan yang hati-hati dalam memangkas suku bunga untuk memberikan lebih banyak waktu bagi inflasi untuk melambat di beberapa segmen ekonomi.
Para pembuat kebijakan The Fed membiarkan suku bunga tidak berubah pada pertemuan mereka pekan lalu di level tertinggi dalam dua dekade, dan mempertahankan perkiraan mereka untuk tiga kali penurunan suku bunga tahun ini.
"Jalur disinflasi, seperti yang diharapkan, telah bergelombang dan tidak merata, namun pendekatan yang hati-hati terhadap penyesuaian kebijakan lebih lanjut dapat memastikan bahwa inflasi akan kembali secara berkelanjutan ke 2% sambil berusaha mempertahankan pasar tenaga kerja yang kuat," kata Cook.
Tim Research Phillip Sekuritas menyebut, Investor merasa khawatir bahwa data inflasi (PCE Price Index) AS yang akan dirilis pekan ini akan merubah prospek penurunan suku bunga di AS.
“Seperti diketahui, acara paling penting bagi pasar untuk minggu ini adalah rilis data Core Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index yang diprediksi akan naik 0,3% M/M (+2,8% Y/Y) di Februari. Jika data Core PCE Price Index ternyata keluar lebih tinggi dari ramalan pasar, maka akan memperkecil peluang pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve) di bulan Juni,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati memaparkan perkembangan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 Hingga 15 Maret. Sejauh ini, APBN 2024 berhasil membukukan surplus.
"APBN masih berjalan cukup baik dan solid. Terlihat dari seluruh posturnya, pendapatan negara Rp493,2 triliun," kata Bendahara Negara dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (25/3/2024).
Jumlah tersebut, lanjut Sri Mulyani, sama dengan 17,6% dari target.
"Posisi APBN masih surplus Rp22,8 triliun atau 0,1% dari PDB (Produk Domestik Bruto). Keseimbangan primer juga surplus Rp132,1 triliun," jelas Sri Mulyani.
"Dalam hal ini kita tetap on-track," ujar Sri Mulyani.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, Kemarin, IHSG menguat 0,38% ke 7.377 dan masih didominasi oleh volume pembelian.
“Pada label hitam, posisi IHSG saat ini sedang berada pada wave iii dari wave (iii) sehingga IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji 7.500-7.617. Pada label merah, IHSG sudah menyelesaikan wave (b) dan diperkirakan saat ini sedang membentuk wave (c) dari wave [iv] ke rentang area 7.219-7.238,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (26/3/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, BBRI, MAPI, MPMX, dan TKIM.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi uji resistance potensialnya pada perdagangan hari ini.
“IHSG memasuki resistance area 7.350-7.400 di Senin (25/3). Bersamaan dengan pergerakan tersebut, terbentuk golden cross pada oversold area pada Stochastic RSI. Dengan demikian, IHSG berpotensi melanjutkan penguatannya dan uji batas atas resistance di 7.400 di Selasa (26/3),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi pada saham CFIN, ADRO, PANI, BNGA, ASSA, dan SMDRCFIN, ADRO, PANI, BNGA, ASSA, dan SMDR.
(fad)