Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah akhirnya menjebol level psikologis Rp15.810/US$ di pasar spot, melemah 0,17% dibanding penutupan hari sebelumnya.

Rupiah yang sempat terangkat menguat ke kisaran Rp15.777/US$ terlihat kewalahan menahan tekanan dan kembali terlempar ke kisaran Rp15.800/US$ pada pukul 11:32 WIB, di tengah pergerakan mayoritas mata uang Asia yang berhasil menguat terhadap dolar Amerika (AS).

Mata uang Asia pagi ini terangkat sentimen yuan pasca PBOC merilis kurs penetapan yuan yang lebih tinggi dibandingkan perkiraan pasar. 

Rupiah terlihat tidak banyak diuntungkan oleh sentimen itu, malah rupiah semakin tertekan meski Bank Indonesia (BI) diduga sudah ada di pasar sejak pagi. Pergerakan kurs rupiah offshore, NDF 1 bulan, juga memperlihatkan tekanan besar di mana rupiah sudah diperdagangkan di kisaran Rp15.813/US$ setelah tadi pagi sempat menguat kembali ke kisaran Rp15.700-an/US$.

Penjelasan BI

Menanggapi hal tersebut, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengungkapkan, rilis data AS yang berada di atas ekspektasi pasar, menyebabkan persepsi pasar terhadap ekonomi AS dinilai masih solid. 

Hal tersebut, kata dia, menyebabkan ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFr) baik secara waktu maupun magnitude mengalami penurunan. Kondisi itu menyebabkan investor asing menarik dananya di EM (net outflow) termasuk di SBN. 

“Tentu dampak lanjutannya menimbulkan tekanan terhadap nilai tukar. Bank Indonesia tentu selalu berada di pasar untuk menjaga keseimbangan supply-demand valas di pasar,” kata Edi saat dihubungi, Senin (25/3/2024). 

Pada saat yang sama, pemerintah melaporkan penurunan penerimaan pajak akibat anjloknya harga komoditas yang menyeret kinerja Pajak Penghasilan (PPh) badan usaha dan makin terpuruknya penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Februari.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin tertekan memasuki sesi kedua perdagangan hari ini dengan pelemahan 0,36%. Sementara yield surat utang negara (INDOGB/SUN) juga terpantau merayap naik siang ini. 
Yield SUN 10Y naik 1 bps ke 6,67%.

Sementara tenor 2Y naik 2,6 bps ke kisaran 6,39%, disusul oleh tenor 5Y naik 2,3 bps menjadi 6,54% juga tenor 1Y yang naik 3 bps menjadi 6,37%, berdasarkan data Bloomberg sampai pukul 14:39 WIB. Premi Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia bergerak naik 0,77% ke kisaran 71,87 siang ini setelah akhir pekan lalu ditutup makin tinggi 0,48%.

(mfd/ain)

No more pages