Adapun dividen final yang diusulkan tersebut bersama dengan dividen interim sebesar Rp98/saham yang dibagikan pada Oktober 2023. Sehingga, total dividen yang diusulkan untuk tahun 2023 menjadi Rp519/saham.
Sementara itu, rasio pembayaran dividen ditetapkan sebesar 62% dari total laba bersih 2023 yang senilai Rp316,56 triliun.
"Usulan direksi atas dividen final tersebut didasarkan pada kinerja yang sangat baik dan harga batu bara yang masih tinggi pada paruh pertama tahun 2023," ujar Djony dalam keterangan resmi.
Berdasarkan total jumlah modal saham ASII yang beredar sebanyak 40,48 miliar saham, dengan persentase 62% itu, maka setidaknya ASII diperkirakan akan menebar dividen sekitar Rp21 triliun.
Meski begitu, besaran tersebut masih lebih rendah dari total dividen yang dibagikan atas kinerja tahun 2022 sebesar Rp640/saham atau senilai Rp25,90 triliun. Angka itu setara dengan 85% dari total labanya yang senilai Rp30,5 triliun, yang menjadikan rasio dividen terbesarnya.
Sementara itu, besaran rasio dividen terendah berada di pembagian dividen para tahun buku 2020 yang hanya 28,52% atau senilai Rp4,6 triliun (Rp114/saham). Pada saat itu ASII membukukan laba bersih sebesar Rp16,16 triliun.
(ibn/dhf)