Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan perkembangan penerimaan pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. Penurunan harga komoditas sangat mempengaruhi setoran pajak.

Per 15 Maret, Sri Mulyani mengumumkan setoran pajak tercatat Rp 342,88 triliun. Angka ini  setara dengan 17,24% dari target.

Sumber: Kemenkeu

"Penerimaan pajak kita agak mengalami tekanan karena harga komoditas yang menurun mulai dari tahun lalu. Ini berarti perusahaan-perusahaan meminta restitusi karena pembayaran masanya lebih tinggi dari yang akan mereka laporkan pada April nanti. Sehingga dari sisi restitusi, netto-nya menekan penerimaan pajak kita," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita di kantornya, Jakarta, Senin (25/3/2024).

Namun dari sisi bruto sebelum dikurangi restitusi, tambah Sri Mulyani, penerimaan pajak masih tumbuh 5,74%. Secara netto, setoran pajak turun 3,7%.

"Kita melihat harga komoditas akan menjelaskan penerimaan pajak menurun, terutama PPN (Pajak Pertambahan Nilai) Dalam Negeri dan PPh (Pajak Penghasilan) juga, terutama yang migas," sebut Sri Mulyani.

Sumber: Kemenkeu

Per jenis pajak, lanjut Sri Mulyani, PPh 21 terkumpul Rp 59,51 triliun. PPh 21 adalah pajak yang dibayarkan karyawan dan pekerja.

"Pertumbuhannya sangat impresif, tahun ini 24,3% secara kumulatif," tutur Sri Mulyani.

Sementara PPh Badan terkumpul Rp 55,91 triliun. Turun 10,6% dibandingkan tahun lalu.

"PPh Badan ini yang tadi saya sampaikan, mengalami koreksi yang cukup tajam karena mereka melakukan restitusi akibat penurunan harga komoditas," kata Sri Mulyani.

Kemudian PPN Dalam Negeri, ungkap Sri Mulyani, mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sampai 25,9%. PPN Dalam Negeri mengalami tekanan yang cukup dalam.

(aji)

No more pages