Sehingga, lanjut Stevanus,kemungkinan besar GOTO akan berinvestasi di GoPay, karena platform ini bisa menjadi alat akuisisi pelanggan untuk bisnis pinjamannya.
Dengan sejumlah restrukturisasi bisnis yang dilakukan, Stevanus memasang sikap lebih bullish terhadap saham GOTO.
Sikap itu tercermin dari rekomendasi hold untuk saham GOTO. Rekomendasi ini sendiri telah ia naikkan belum lama ini dari sebelumnya sell.
Dengan rekomendasi terbaru itu, Stevanus memiliki target harga Rp69/saham. "Kami akan lebih bullish lagi jika GOTO menunjukkan konsitensi perbaikan laba di tahun ini," imbuh Stevanus.
Dekonsolidasi Tokopedia
Secara terpisah, Bahana Sekuritas kembali mempertahankan rekomendasi posisi beli atau buy saham milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dengan target sebelumnya di Rp90/saham.
Analis Bahana Sekuritas Robert Sebastian dalam risetnya mengatakan, rekomendasi tersebut sejalan denga rencana GOTO yang akan melakukan pembelian kembali saham (share buyback) senilai maksimal US$200 juta (Rp3,1 triliun).
Selain itu, Robert juga mengatakan bahwa GOTO juga mencatatkan arus kas hingga efisiensi kinerja yang positif sepanjang tahun lalu.
"Kami pikir dekonsolidasi Tokopedia memberikan lebih banyak ruang untuk penggunaan uang tunai, karena pembelian kembali Jumlah masih dapat dikelola dibandingkan dengan segmen e-commerce sepanjang tahun pembakaran sebesar Rp7 triliun, atau sebesar Rp1,8 triliun per kuartal," papar Robert dalam risetnya.
Adapun, rekomendasi tersebut terjadi ditengah catatan perusahaan yang membukukan rugi bersih senilai Rp90,93 triliun sepanjang 2023. Angka itu juga meningkat 128% dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp39,57 triliun.
Kerugian itu telah melampaui nilai kapitalisasi pasar atau market cap GOTO yang saat ini mencapai Rp85,6 triliun.
Kata Robert, kerugian itu terjadi akibat adanya divestasi Tokopedia ke TikTok yang terjadi beberapa waktu lalu. Hal ini membuat GOTO mencatatkan kerugian penurunan nilai aset goodwill sebesar Rp78,76 triliun selama 2023.
Sekadar catatan, goodwill merupakan aset tak berwujud yang terkait dengan pembelian satu perusahaan oleh perusahaan lain. Nilai dari nama perusahaan, reputasi merek, basis pelanggan, layanan pelanggan yang baik, hubungan karyawan, dan teknologi merupakan aspek-aspek dari goodwill.
Goodwill tidak berkaitan dengan kinerja operasional perusahaan dan lebih mencerminkan harapan jika investasi tersebut akan memberikan keuntungan di masa depan. "Perhatikan bahwa ini bersifat situasional, tidak berulang dan non-tunai," kate Robert.
Jika mengesampingkan penurunan nilai goodwill tersebut, maka sebetulnya rugi GOTO yang berasal dari operasi bisnis cukup membaik dari Rp2,4 triliun menjadi Rp2,1 triliun pada kuartal empat 2023.
(ibn/dhf)