Hal ini ialah ukuran inflasi yang mendasari kebijakan The Fed, yang akan dirilis pada Jumat, diperkirakan akan menunjukkan kenaikan harga yang masih cukup tinggi di Februari. Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti, yang tidak termasuk biaya makanan dan energi, terlihat akan menguat 0,3% menyusul kenaikan bulanan terbesar dalam setahun.
Mencermati prediksi tersebut, pernyataan bernada Hawkish dari Gubernur Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic juga senada. Bostic mengutarakan, dia kini memproyeksikan pemangkasan suku bunga acuan The Fed hanya akan terjadi satu kali di tahun ini.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pernyataan ini menjadi yang terbaru setelah dalam kesempatan sebelumnya, ia menyatakan akan menjadi hal yang memadai bagi The Fed turunkan dua kali suku bunga acuan tahun ini di mana yang terdekat akan dilakukan pada Juni mendatang.
"Ini adalah keputusan terdekat. Kami harus melihat lagi bagaimana data ekonomi akan bicara beberapa pekan ke depan," katanya.
Perubahan proyeksi Bostic itu dilatarbelakangi oleh data inflasi terakhir yang lebih kuat yang akan mempengaruhi inflasi, acuan yang dilihat oleh The Fed, diprediksi akan memperlihatkan kenaikan.
"Ekonomi terus memberikan kejutan dan terus menjadi lebih tangguh dan lebih ‘Berenergi’ daripada yang saya perkirakan atau proyeksikan," kata Bostic. "Dan sebagai konsekuensinya, saya semacam mengkalibrasi ulang ketika saya pikir itu tepat untuk bergerak."
Mengingat bahwa ekonomi berjalan dengan baik, "Itu memberi kita ruang untuk bersabar," katanya. "Dan kita harus bersabar."
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, Investor masih merayakan sinyal yang dikirim oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve) bahwa pihaknya hanya akan menunda pemangkasan suku bunga, bukan memperlambat.
“Di Eropa, Bank Sentral Swiss atau Swiss National Bank (SNB) secara tak terduga menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 1,5%. Ini adalah penurunan suku bunga yang pertama sejak redanya pandemi. Investor melihat langkah SNB ini sebagai tanda bahwa pengetatan kebijakan moneter di negara-negara maju, terutama G10, sudah melewati puncaknya dan dapat menjadi awal dari pelonggaran kebijakan di Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Sementara itu, Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE) mempertahankan suku bunga acuan di 5,25%, yang merupakan tertinggi sejak 2008. BOE juga mengatakan, ekonomi Inggris sudah bergerak dalam jalur yang tepat bagi BOE untuk mulai menurunkan suku bunga.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,16% ke 7.350 dan masih didominasi oleh volume pembelian, pergerakannya pun mampu berada di atas MA-20.
“Pada label hitam, posisi IHSG saat ini sedang berada pada wave iii dari wave (iii) sehingga IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji 7.500-7.617. Pada label merah, IHSG sudah menyelesaikan wave (b) dan diperkirakan saat ini sedang membentuk wave (c) dari wave [iv] ke rentang area 7.219-7.238,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (25/3/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ADRO, ARTO, ASII, dan TLKM.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG ditutup menguat di level 7.350 pada perdagangan Jumat (22/3) sebelumnya, yang menandai terjaganya momen Bullish.
“IHSG telah berhasil breakout pivot di level 7.340, yang memberikan sinyal akan potensi rebound lanjutan. IHSG berpeluang uji resistance ke 7.400 di pekan ini,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi pada saham ASII, ICBP, INDF, SMGR, TKIM, dan TOWR.
(fad)