Tekanan jual di pasar keuangan domestik terutama di instrumen fixed income juga terjadi di tengah kenaikan risiko investasi di Indonesia. Pada Jumat lalu, premi Credit Default Swap (CDS) 10 tahun hingga 5,35% menjadi 124,6, menjadi level tertinggi setidakny sejak awal Maret lalu.
Sementara CDS tenor 5 tahun naik 0,33% jadi 71,32 dan tenor 2 tahun naik 0,09% jadi 33,94. Kenaikan premi risiko itu berarti risiko berinvestasi di Indonesia dinilai semakin tinggi sehingga para investor meminta harga/premium lebih besar sebagai trade-off.
Selain faktor global, tekanan yang dialami oleh pasar surat utang juga diperparah oleh ketidakpastian atas risiko fiskal jangka menengah yang dicemaskan oleh para pengelola dana global sejurus dengan kepastian Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 14 Februari lalu.
Pasalnya, program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo yang menelan biaya besar dikhawatirkan bisa membebani kondisi keuangan negara terindikasi dari rencana pelebaran defisit dalam Rancangan APBN 2025 hingga 2,8% dari PDB.
"Menjadi penting bahwa ekspansi fiskal dilakukan dengan cara yang berkelanjutan sehingga kami harus memperhatikan janji belanja dengan hati-hati," kata Jon Harrison, Managing Director untuk strategi makro pasar negara berkembang di GlobalData TS Lombard di London, seperti dilansir oleh Bloomberg News.
Selain program makan siang gratis, perhatian pasar juga kini akan semakin terarah mengantisipasi siapa pengganti Sri Mulyani. "Dia kredibel dan dihormati oleh pasar, jadi ada standar tinggi untuk penggantinya," kata Harrison.
Sementara Schroder Indonesia, menilai, memang kebijakan-kebijakan yang diusung oleh Prabowo terlihat akan lebih menguntungkan pasar saham ketimbang pasar surat utang. Akan tetapi, hal itu tidak berarti investor harus menjual obligasi dan membeli saham.
"Ya, memang ada risiko penurunan [pasar surat utang] bila pemerintah memutuskan beralih pada defisit fiskal dan kebijakan pro-pertumbuhan. Namun, dari segi valuasi, Indonesia merupakan masih merupakan salah satu negara paling menarik [bagi investor] dibanding emerging market lain karena tingkat imbal hasil riil tinggi," kata Irawanti, Chief Investment Officer Schroder Indonesia dalam wawancara bersama Bloomberg TV, Jumat (22/3/2024).
Namun, saat ini akan terlalu dini memperkirakan bahwa pemerintah akan menempuh kebijakan belanja agresif di masa mendatang.
Selain itu, Irawanti berpandangan, mungkin ada peningkatan defisit di kisaran kecil dibandingkan level defisit saat ini. "Tata kelola pembelanjaan adalah kuncinya. Jika pemerintah belanja produktif, bisa akuntabel, maka itu akan menjadi kabar yang bagus bagi pasar Indonesia ke depan," kata Irawanti.
Sengketa pilpres
Pada Sabtu kemarin, pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD resmi mendaftarkan gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Tim hukum Ganjar-Mahfud meminta hakim MK menggugurkan pasangan calon nomor urut 02 yang ditetapkan KPU sebagai pemenang yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Menurut hemat kami [Prabowo-Gibran] telah didaftarkan dengan melanggar ketentuan hukum dan etika. Dan itu sebetulnya sudah dikonfirmasi oleh MKMK dan terakhir oleh DKPP," kata Ketua Tim Hukum Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis Todung di Gedung MK, Sabtu (23/3/2024).
Langkah TPN Ganjar itu menyusul langkah yang telah diambil oleh Timnas AMIN, tim kampanye Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang juga melayangkan gugatan ke MK dengan tuntutan yang sama.
Menurut Schroder, gugatan dan sengketa pilpres itu akan membawa dampak terbatas bagi pasar keuangan domestik.
"Saya kira hal ini [sengketa pilpres] tidak fundamental, struktural dan tidak akan terlalu berdampak besar pada pasar karena hasilnya sudah cukup jelas. Selain itu, kesenjangan kemenangan presiden terpilih dengan kandidat lain cukup signifikan," kata Irawanti.
Protes atau unjuk rasa seputar hasil pilpres akan terjadi. Namun, ia tidak menilai akan ada perubahan pada hasil pemilu. Bagi investor ke depan yang kini ditunggu adalah nama-nama yang akan mengisi kabinet di bawah Prabowo.
(rui)