Dua rencana besar ini digenjot usai Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin menyiapkan sejumlah kebijakan seperti keringanan visa untuk wisatawan sebagai "kemenangan cepat" untuk merangsang ekonomi Thailand.
Thailand, yang telah mengalami pertumbuhan rata-rata kurang dari 2% dalam satu dekade terakhir di wilayah di mana pertumbuhan di atas 4% adalah hal yang biasa, telah mendorong kampanye promosi untuk memperpanjang masa tinggal para wisatawan dan festival-festival sepanjang tahun untuk mendongkrak jumlah wisatawan asing.
Sebelumnya, Srettha sempat mengatakan menyesal Thailand telah melewatkan Eras Tour Taylor Swift yang memecahkan rekor. Taipan yang beralih menjadi politisi tersebut menyebut langkah Singapura sebagai langkah yang "cerdas"
Dia pun secara terbuka mengatakan Thailand harus meniru strategi Singapura mengunci Taylor Swift melalui perjanjian khusus dan menjadi pusat di Asia Tenggara.
Industri pariwisata Thailand sendiri menyumbang 12% dari produk domestik bruto negara ini. Tahun ini, negara ini menargetkan untuk menyambut 35 hingga 40 juta wisatawan asing, mendekati rekor sebelum pandemi yang mencapai 40 juta pengunjung.
(bbn)