Namun pada tahun 2017, hal ini berubah di Amerika Serikat kemudian pada tahun 2024, penurunan kesejahteraan di antara kelompok usia di bawah 30 tahun telah mendorong Amerika keluar dari daftar 20 negara paling bahagia.
Meskipun hal ini belum terjadi di Eropa Barat, kesenjangan tersebut telah menyempit dan ‘pergeseran bersejarah’ yang sama diperkirakan akan terjadi dalam satu atau dua tahun mendatang.
Laporan tersebut tidak menyebutkan apa yang menyebabkan perubahan tersebut, namun Dr Murthy menyalahkan banyaknya waktu yang dihabiskan remaja di media sosial.
Dia mengutip penelitian yang menemukan bahwa remaja Amerika rata-rata menghabiskan hampir lima jam sehari di media sosial dan sepertiganya begadang hingga tengah malam di malam hari menggunakan perangkat gadget.
Dr Murthy saat berbincang kepada The Guardian, mengaku masih menunggu data yang membuktikan klaim perusahaan besar media sosial bahwa platformnya memang pada dasarnya aman untuk anak-anak dan remaja.
Dia menyerukan undang-undang agar bisa mendesak untuk mengurangi dampak buruk media sosial terhadap generasi muda, termasuk membatasi atau menghilangkan fitur-fitur seperti tombol menyukai sesuatu dan akses tanpa batas.
"Warga Inggris yang berusia di bawah 30 tahun berada di peringkat ke-32, di bawah negara-negara seperti Moldova, Kosovo, dan bahkan El Salvador, yang merupakan salah satu negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia," pungkasnya.
(dec/spt)